Kamis, 30 September 2021

[Bibliostation] Perpustakaan untuk Meningkatkan Minat Baca di Makassar

Halo, Penefiers! Apakah Penefiers sudah mengunjungi lokasi yang direkomendasikan Penfi selama ini? Tampaknya sudah banyak tempat-tempat menarik di Tanah Air yang kita kunjungi, tapi masih ada kok tempat yang belum kita eksplorasi. Kali ini kita akan mengunjungi Katakerja. Wah, apa itu, kok namanya unik?  



SEKILAS:

Bermula dari keprihatinan M. Aan Mansyur atas minat baca yang rendah di Makassar, Sulawesi Selatan, maka didirikanlah perpustakaan ini pada tahun 2014. Yup, bagi Penefiers yang suka dengan sastra Indonesia, kemungkinan besar tahu tentang penyair bernama Aan Mansyur asal Makassar. M. Aan Mansyur bukan hanya seorang penyair dan penulis cerita, dia juga seorang penerjemah, lho! Baru-baru ini dia menerjemahkan buku puisi dari Pablo Neruda asal Chile, Amerika Selatan. 

Katakerja menyediakan buku untuk dibaca dan dipinjam gratis. Perpustakaan ini juga bisa dipakai untuk acara tertentu seperti rapat dan ruang diskusi. Tidak heran, jika Katakerja juga menjadi penghubung antarkomunitas, baik komunitas seni maupun komunitas sosial. Kadang kala, akan ada kelas inspiratif seperti kelas menulis, klub puisi, klub film, hingga kelas pengolahan sampah. Wah, kenapa ya banyak kegiatan berhubungan dengan sosial dan seni?

Bagi tim Katakerja, untuk meningkatkan literasi masyarakat tidak hanya cukup dari persoalan minat baca. Oleh karena itu, mereka juga mengembangkannya ke bidang lain seperti musik, film, maupun kajian kebudayaan. Bagi Penefiers yang ingin mengikuti kelas inspiratif, boleh lho mendaftar dan tidak dikenai biaya. Di kelas ini, kita bukan hanya akan mempelajari hal baru, tapi juga mendapat teman-teman yang menyenangkan, bahkan separuh jiwa. Eh…

 

Selain mengadakan kelas sendiri, Katakerja juga berpartisipasi dalam kegiatan literasi yang lain. Kelompok musik yang dibentuk Katakerja bernama Ruang Baca sering tampil di berbagai acara literasi. Katakerja aktif dalam kampanye untuk meningkatkan kerja-kerja kecil yang dibangun masyarakat. Tidak berlebihan bila ruang kreatif seperti Katakerja sangat penting sebagai panggung berkarya bagi anak muda Indonesia terutama di Makassar.

 

Kalau Penefiers sempat berkunjung ke Katakerja, jangan lupa untuk membeli merchandise mereka sebagai kenangan dan bentuk dukungan bagi Katakerja. Merchandise seperti totebag, notebook, dan tumblr dapat dibeli di toko mereka yang bernama Toko Sebelah. Penefiers yang penasaran bisa langsung mengunjungi Katakerja atau berkenalan melalui aktivitas mereka di media sosial.

 

Semangat terus teman-teman di Katakerja dalam meningkatkan literasi masyarakat!




JAM OPERASIONAL: 

Selasa – Jumat          : 10.00 – 22.00 WIB

Sabtu                       : 10.00 – 18.00 WIB

Minggu – Senin         : Tutup


LOKASI:

BTN Wesabbe C/64

Tamalanrea, Makassar

Sulawesi Selatan 90245

Indonesia


BIAYA:

Gratis

 

JAM OPERASIONAL: 

Facebook        : Ruang Baca Kata Kerja

Instagram       : @katakerja

Twitter           : @katakerja65

 


SUMBER DATA:

1.      https://katakerja.business.site/

2.      https://identitasunhas.com/katakerja-ruang-kreatif-pendukung-literasi/

3.      https://www.sintiaastarina.com/katakerja-makassar/

4.      https://fittfitria.wordpress.com/2017/01/05/berkunjung-ke-kata-kerja/


[Booklicious] Amerika Selatan, Daratan Magical Realism

Halo, Penefiers! Masih ingatkah, kita berkenalan dengan Prisca Primasari di Author of the Month Agustus? Kak Prisca sekarang sedang mendalami genre magical realism. Genre yang unik ini paling awal berasal dari Amerika Selatan, lho! Daratan ini telah melahirkan banyak penulis besar yang menghasilkan karya hebat bukan hanya dalam genre magic realism. Dalam Booklicious kali ini, Penfi mau rekomendasikan buku-buku keren untuk berbagai usia.




ONE HUNDRED YEARS OF SOLITUDE

oleh Gabriel Garcia Márquez

Ketika membahas karya dari penulis Amerika Selatan (Amerika Latin) atau bergenre magical reaslim, buku ini selalu ada di rekomendasi teratas. Pertama kali terbit pada 1967, buku ini menjadi salah satu karya tersohor Gabriel Garcia Márquez, seorang penulis asal Kolombia. Buku ini memenangkan berbagai penghargaan dan pujian sebagai sastra dunia yang berpengaruh. Gabriel Garcia Márquez sendiri penah mendapat hadiah Nobel bidang sastra pada tahun 1982.

One Hundred Years of Solitude menceritakan kisah tujuh generasi keluarga Buendia di sebuah kota bernama Macondo. Memang banyak tokoh dan jalan ceritanya rumit, tapi banyak nilai-nilai atau filosofi kehidupan yang bersemayam dalam karya hebat ini. Wow!


WOVEN IN MOONLIGHT

oleh Isabel Ibañez

 


Woven in Moonlight adalah buku karya Isabel Ibañez yang terinspirasi dari perpolitikan dan budaya Bolivia, Amerika Selatan. Ceritanya tentang Atoc, yang memakai sihir untuk merebut takhta La Ciudad dari keluarga Illustrian dan seorang pengganti Condesa bernama Ximena harus memainkan perannya dengan baik untuk melindungi darah kerajaan sedangkan Condesa yang asli sedang bersembunyi karena pergolakan politik tersebut. Nah, bagaimanakah Ximena mampu bertahan di situasi ganas ini? Apakah takhta yang hilang bisa direbut kembali?  

Buku ini punya buku pendamping berjudul Written in Starlight. Buku ini bercerita tentang Condesa Catalina kehilangan takhta Inkasisa dan dibuang ke Hutan Yanu. Bagaimanakah Catalina bertahan hidup tanpa kerajaan dan kepercayaan rakyatnya?


Kedua buku ini seperti angin segar bagi fantasi remaja muda karena mengangkat budaya Bolivia yang jarang kita tahu. Kira-kira, apakah buku ini akan diterbitkan di Indonesia?

 

 

THE STORY OF A SEAGULL AND THE CAT WHO TAUGHT HER TO FLY

oleh Luis Sepúlveda


Sesuai judul bukunya, buku ini adalah kisah tentang seekor camar dan kucing yang mengajarinya terbang. Memang terdengar seperti kisah anak-anak, tapi di dalamnya banyak nilai yang dapat dipetik oleh orang dewasa juga. Buku ini adalah tentang persahabatan, kesetiaan untuk menepati janji, dan renungan atas perbuatan manusia terhadap lingkungan.

Zorbas, seekor kucing yang asyik berjemur di balkon rumah, tiba-tiba mendapati seekor camar yang terjatuh akibat sayapnya penuh minyak lengket tumpahan kapal tanker. Sebelum meninggal, camar itu bertelur dan meminta Zorbas berjanji untuk merawat dan mengajari anaknya terbang setelah menetas. Zorbas yang pantang melanggar janji pun memulai petualangan hebat bersama kawan-kawannya dalam misi yang mustahil ini.

Penulis buku ini, Luis Sepúlveda juga menjadi Author of the Month September, lho! Jadi, jangan kunjungi juga ya...


Nah, apakah Penefiers tertarik pada rekomendasi kali ini? Apakah ada fantasi Amerika Latin yang kalian ketahui? Jangan lupa berbagi di komentar ya! Sampai ketemu lagi di Booklicious bulan depan!


[AotM] Luis Sepúlveda, Sosok di Balik Kisah Camar dari Chili

 

Apa kabar, Penefiers! Tidak terasa sudah hampir dua tahun sejak pandemi melanda seluruh dunia. Dalam masa yang tidak sulit ini, banyak penulis-penulis hebat yang meninggalkan kita. Salah satunya adalah penulis asal Chili yaitu Luis Sepúlveda. Karya-karya beliau ada yang sudah tersedia dalam bahasa Indonesia, lho! Salah satunya menjadi rekomendasi di Booklicious September. Yuk, langsung kita simak sekilas profil penulis dari Amerika Selatan ini!


TENTANG PENULIS:

Nama Luis Sepúlveda menjadi kebanggaan tersendiri bagi Chili. Penulis kelahiran 4 Oktober 1949 ini telah berkeliling Chili dan negara-negara tetangga seperti Peru, Bolivia, Argentina, dan Uruguay sejak usia 14 tahun. Luis dan ayahnya sama-sama adalah militan komunis Chili. Setelah menghabiskan masa sekolah di Santiago, dia melanjutkan pendidikan teater di National University di Chili. Pada tahun 1969, beliau mendapat beasiswa selama lima tahun di Moscow University. Mungkin karena kesukaannya mengunjungi berbagai tempat, Luis Sepúlveda juga mempelajari berbagai berbahasa, bukan hanya bahasa Spanyol dan Inggris, tapi juga bahasa Perancis dan Italia.

 



Hidup Luis Sepúlveda tidak mudah ketika berurusan dengan politik. Dia sempat dipenjara selama dua setengah tahun akibat gerakan anti rezim dan aktivis garis kerasnya. Meskipun akhirnya dibebaskan, namun dia tetap menjadi tahanan rumah. Dalam masa-masa itu, dia menekuni hobi membaca dan menulisnya. Jurnalis menjadi karir yang cocok baginya untuk melampiaskan kegemaran menulis. Dari seorang aktivis politik kemudian menjadi pejuang kebebasan dan lingkungan, hidup beliau dipenuhi tantangan, ancaman, dan pelarian.

Semua itu tidak memupuskan semangatnya dalam berkarya. Dia menjadi jurnalis, penulis buku anak, naskah film, dan bahkan sutradara. Buku-bukunya kini dinikmati sebagai sastra dunia. Salah satu penerbit lokal Indonesia, Marjin Kiri telah memperkenalkan dua karya beliau ke dalam bahasa Indonesia, yaitu Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang dan Pak Tua yang Membaca Kisah Cinta.

 




Namun, sayangnya Luis Sepúlveda terjangkit Covid-19 setelah pulang dari festival sastra Correntes d’Escritas in Povoa de Varzim di Portugal. Beliau menghembuskan napas terakhir pada 16 April 2020.

Walau demikian, Luis Sepúlveda telah meninggalkan banyak karya bagus untuk dinikmati orang-orang di dunia. Buku-bukunya selalu menjadi sumber kekuatan bagi pembaca untuk terus melanjutkan hidup seberapa pelik kehidupan itu, serta menjadi lebih baik dan berguna bagi sesama manusia dan lingkungan. Semoga lebih banyak karya-karya beliau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.





BUAH PENA:

 

Novel:

·        Chronicle of Pedro Nobody (1969)

·        Fear, Life, Death, and other Hallucinations (1986)

·        Travel Log (1987)

·        The World at the End of the World (1989)

·        The Old Man Who Read Love Stories (1989) – Marjin Kiri (2017)

·        The Lost Frontier (1994)

·        The Name of a Bullfighter (1994)

·        Patagonia Express (1995)

·        The Diary of a Sentimental Killer (1996)

·        The Story of a Seagull and the Cat Who Taught Her to Fly (1996) – Marjin Kiri (2020)

·        Historia Marginales (2000)

·        Hot Line (2002)

·        The Shadow of What We Were (2009)

·        The Story of a Snail Who Discovered the Importance of Being Slow (2013)

·        The Story of a Dog Taught Loyal to a Child (2014)

·        The Story of a White Whale Told by Herelf (2018)


PENGHARGAAN:

·        Tigre Juan Award (1988) – The Old Man Who Read Love Stories

·        Premio Primavera de Novela (2009) – The Shadow of What We Were


SUMBER DATA:

1.    https://en.wikipedia.org/wiki/Luis_ Sepúlveda

2. https://marjinkiri.com/novelis-perantauan-wawancara-luis-sepulveda-dengan-bernard-magnier/

https://sastra-indonesia.com/tag/luis-sepulveda/