Senin, 11 Agustus 2014

[EVENT GIVEAWAY]

Halloooow! Selamat datang di bulan Agustus! Ada giveaway Boxset The Hunger Games disini, Syaratnya gampang aja:

  • follow blog ini
  • tinggalkan nama, alamat email, dan jawaban di kotak komentar.  
  • atau email kami di portalfantasi@gmail.com dengan subject "GA THG"

Nah, begini caranya: 

  • Buat parodi dari adegan-adegan penting yang ada di novel fantasy atau dystopia. Tidak perlu panjang-panjang, satu paragraf cukup. 

Begitu aja. Gampang kan? Waktunya berakhir pada tanggal 24 Agustus 2014. Cuman 2 minggu ajah.

Pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 29 Agustus 2014.

Selain boxset THG, akan ada hadiah hiburan bagi peserta lainnya. Jangan lupa ada giveaway Boxset The Bartimaeus Trilogy cover lama di Twitter kami juga!


"May the odds be ever in your favour!"

27 komentar:

  1. boleh ditambahin gambar ? atau harus cerita aja ?

    BalasHapus
  2. Hi Rizka, kalau itu gambar bikinan sendiri, gak pa-pa, atau maksudnya semacam meme?

    BalasHapus
  3. meme apa ? maksud aku gambarnya diambil dari adegan difilmnya terus kita tambahin parodi berupa tulisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke,kalo gitu, makasih :) :D

      Hapus
    2. aku udh kirim lewat email, sudah sampaikah ? trus tanggapannya gimana ? boleh kaya gtu gak ?

      Hapus
    3. parodinya boleh kaya gituh gk ?

      Hapus
  4. Tanggal 24 Agustus 'kan? *kembali ngerjain tugas ekonomi :3*

    BalasHapus
  5. Nama : Dwi Setianto
    E-mail : colin.creevey21@gmail.com

    Sudah follow Blog Portal PNFI ("Colin Creevey")

    Jawaban :

    Tubuh Harry sontak gemetaran ketika mendengar suara itu.
    Jantungnya berdegup kencang, memompa butiran-butiran keringat keluar
    melalui pori-pori kulitnya.
    "Serahkan batu itu, Harry!"
    Suara itu kembali menggema, berasal dari Prof. Quirrell.
    Tetapi bibir Prof. Quirrell rapat tak bergerak dan jelas itu bukan suaranya. Lengan kanannya berputar membuka lilitan sorban di kepala seperti sedang menari balet. Kemudian tubuhnya berotasi 180 derajat dan tampaklah seonggok wajah paling mengerikan yang pernah Harry
    lihat, menempel pada bagian belakang kepala botak Prof. Quirrell. Wajahnya bisa saja rata kalau bukan karena lekukan-lekukan aneh. Kedua tangannya menggenggam lengan Harry, merebut Batu Bertuah. Detik selanjutnya Prof. Quirrell memekik kesakitan, lebih menggema namun
    fals. Telapak tangannya yang berasap menyentak tubuh Harry. Harry terjerembab, Batu Bertuah jatuh tapi tidak kacamatanya. Harry menyadari sesuatu. Ia bangkit menghampiri lawannya dan langsung meraup muka rata itu. Dua jarinya menyodok dua lubang kecil di atas bibir yang kembang kempis. Jerit kesakitan kembali terdengar.
    "Kau tau kenapa hidungku mancung? Ini yang kulakukan setiap bangun tidur!" Jemari Harry memencet dan menarik lekukan kecil di atas dua lubang tersebut. Muka rata itu berasap hebat lalu jatuh, kakinya terlilit oleh kain sorban 17 meternya sendiri.

    Thank you :)

    BalasHapus
  6. Nama: Muhammad Aqli Muziannur
    Email: aqlipotterfirst@gmail.com

    Pertama, minta maaf dulu kalau penulisannya tidak teratur, karena di
    kirim dari hp.

    Mulai :

    Hari ini merupakan hari paling mendebarkan bagi Katniss karena hari
    ini merupakan hari pemungutan. Hari ini merupakan hari penentuan
    apakah mimpi buruknya akan menjadi kenyataan, walaupun sempat beberapa
    kali mimpi itu dihadangnya. Namun seperti pepatah sepandai-pandai
    tupai melompat pasti jatuh juga. Hari ini semua orang berkumpul di
    alun-alun kota. Katnis bersama adiknya yang hari ini ikut pemungutan
    keji ini untuk kali pertama. Katnis pun tak ingin adiknya mengalami
    mimpi yang sama, apalagi sampai adiknya sendiri yg mewujudkan
    mimpinya. Mangkuk kaca berdiameter setengah meter itu menumpuk begitu
    banyak kertas. Kertas yang didalamnya ada namanya dan adiknya. Tak
    berapa lama kemudian ada orang yang memungut sebuat kertas dan
    terdengarlah nama "Primrose Everdeen". Oh tidak apa yg dimimpikannya
    telah jadi kenyataan, ketakutannya menggigit jiwanya. Primrose pun
    maju kedepan. Sebelum semua jadi nyata Katniss pun maju. Menghalangi
    adiknya. Kemudian ada panggilan kembali "Primrose everdeen maju
    kedepan". Katniss tak sanggup lagi dan dia pun mengeluarkan suara "aku
    akan menggantikan adikku". Pembaca suara itu bingung "memang kenapa?
    Yang disebut namanya yang berhak menerimanya". Balas Katnis "aku yang
    akan menggantikan adikku". Tidak bisa begitu harus dia sendiri yang
    menerimanya ujar sang pembaca. Dengan sangat sedih Katniss meraung
    dengar sejadi-jadinya. Karena sangat bingung sang pembaca bertanya
    "kenapa kamu jadi seperti itu Katniss". Dengan tersendu-sendu Katniss
    menjawab "bagaimana aku tidak bersedih kalo adikku akan menjadi
    seorang tribut". Sang pembaca tertawa terbahak-bahak "hahahaha, gimana
    kamu ini, hari ini kan hari pemungutan hadiah, dia kan dapet sepede".
    Dengan terkejut katnis menjawab "apa???" sambil gigit busur
    panahnya....

    BalasHapus
  7. Nama: Rico Martha
    Email: ricko.mr@gmail.com
    Jawaban:
    Empat bocah bersaudara bernama Peter Pevensie, Susan Pevensie, Edmudn Pevensie dan Lucy Pevensie, dievakuasi ke kediaman Professor Digory Kirke di pedesaan karena pengeboman Finchley, London. Suatu hari, ketika keempat bocah tersebut bermain petak umpet, Lucy menemukan sebuah lemari besar di gudang bawah tanah. Hampir kehabisan waktu bersembunyi, Lucy membuka dengan paksa lemari yang terkunci itu. Namun apa yang ada di dalamnya? Berhamburan pakaian dan segala macam baju. Ternyata lemari itu penuh sesak karena pembantu rumah tangga Professor Kirke malas membereskan pakaian dengan rapi. Tak disangka, Lucy menemukan sebuah pintu rahasia di dalam lemari yang di dalamnya terdapat gerbang menuju sebuah dunia fantasi penuh gurun pasir. Masih bingung dengan dimana ia berada, dari kejauhan muncullah sebuah makhluk ajaib yang berlari terengah-engah. Ternyata ia adalah Doraemon. Di belakangnya, seorang manusia berkacamata bernama Nobita terlihat lelah mengejar Doraemon. Sambil meminta maaf kepada Lucy, Doraemon bercerita bahwa pintu gerbang yang menghubungkan lemari pakaian dengan sebuah gurun pasir itu karena ulah Nobita yang sembrono menggunakan pintu kemana saja. Padahal mereka sedang dalam misi menyelamatkan Sizhuka di negeri dongeng. Lucy yang tak percaya kemudian berlari kembali ke dalam rumah untuk memanggil ketiga saudaranya. Ketika bocah-bocah Pevensie lainnya memeriksa lemari, portal tersebut sudah lenyap. Tentu saja Lucy Pevensie dianggap hanya berhalusinasi.

    BalasHapus
  8. Nama: Desy Rachmaindah
    Alamat email: echi.potterhead@yahoo.com
    Jawaban:

    "Dengar," kata Peeta, menarik Katniss berdiri. "Kita sama-sama tau mereka harus punya pemenang. Dan hanya salah satu dari kita yang akan jadi pemenangnya. Tolong jadilah pemenang. Demi aku." Kemudian Peeta mengoceh tentang betapa dia mencintai Katniss, seperti apa hidupnya tanpa Katniss, tapi Katniss sudah tak mendengarnya karena kata-kata Peeta sebelumnya terngiang dalam kepala Katniss.
    'Kita sama-sama tau mereka harus punya pemenang.'
    Ya, mereka harus punya pemenang. Tanpa pemenang, semua ini akan mempermalukan juri pertarungan. Mereka akan mengecewakan Capitol. Kemungkinan mereka akan dihukum mati, secara perlahan dan menyakitkan sementara kamera-kamera akan menyiarkannya ke seantero negeri.
    Jika Katniss dan Peeta mati, atau mereka pikir mereka.. Jemari Katniss meraba-raba kantong di ikat pinggangnya, lalu melepaskannya. Peeta melihat apa yang Katniss lakukan dan segera mencengkeram pergelangan tangan Katniss. "Tidak, aku takkan membiarkanmu."
    "Percayalah," Katniss berbisik. Peeta menatap Katniss lama sebelum melepaskan cengkeramannya.
    Katniss membuka kantong itu dan menuangkan segenggam kecil buah berry itu ditelapak tangan Peeta. Lalu Katniss menuangnya ketangannya sendiri. "Pada hitungan ketiga?"
    Peeta menunduk dan mencium Katniss sekali, sangat lembut. "Pada hitungan ketiga," katanya.
    “Oke, kita akan makan buah blackberry beracun ini jika kalian tidak membiarkan kami berdua menang.” Kata Katniss.
    “Oke!” jawab Claudius Templesmith tanpa semangat.
    “Oke.. kita akan makan ini dan kita akan mati” kata Katniss.
    “Silakan” jawab Claudius Templesmith.
    “Oke dalam hitungan ketiga. Satu... dua... tiga...” kata Peeta.
    Peeta memasukkan blackberry kedalam mulutnya dan langsung dimakan. Akan tetapi, Katniss, memuntahkan blackberry-nya dan berkata, “Oke-oke aku mengaku. Aku dan dia sedang tidak saling mencintai setengah mati. Kami hanya akting.”
    “Ugh—“ Peeta terkejang-kejang.
    “Maksudku, Peeta adalah pria yang baik dan semua, tapi aku tidak akan bunuh diri untuknya. Maksudku, kau sudah melihat Gale? Dia sangat Hot.” Kata Katniss dengan wajah berbinar.
    “Ugh—“ Peeta terkejang-kejang, terjatuh dan mati.
    Katniss menoleh ke arah Peeta. “Well, AKU MENANG. YEAAAY!”


    =====SELESAI=====

    Aku udah follow blog ini. Sebenernya, aku udah kirim e-mail, tapi aku gak yakin e-mail nya masuk, jadi aku kirim di sini /.\

    Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hooe.....? ini kan adegan terakhirnya ya? sudah baca? atau nonton?

      Hapus
    2. iya ini adegan terakhirnya.. udah liat filmnya dan udah baca novelnya yang The Hunger Games sama Catching Fire (online sih hehe), Mockingjay belum baca. Semoga bisa menang GA ini dan dapet novelnya. X))) hahaha

      Hapus
  9. Nama: Devia Mahadewi
    Alamat email: deviamahadewi@gmail.com
    Jawaban:

    Kemudian, di kejauhan, terdengar suara jeritan. Di seberang Peeta, Katniss dan Finnick, bagian dari hutan mulai bergetar. Gelombang pasang meluap tinggi di bukit, membumbung di atas pepohonan dan meluncur turun di lembahnya. Gelombang itu menghantam air laut dengan kekuatan dahsyat, bahkan mereka yang sudah kabur sejauh mungkin dari ombak tetap tergenangi hantaman ombak sampai lutut, membuat barang-barang milik mereka mengambang. Mereka bertiga sempat mengambil semua barang mereka sebelum semuanya hanyut terbawa air, kecuali pakaian terusan mereka yang sudah habis terkoyak-koyak bahan kimia, yang saking rusaknya juga tak mereka pedulikan saat hanyut.
    “Apa itu tadi?” tanya Peeta.
    “Mungkin Percy Jackson ada di seberang sana.” kata Finnick
    “Siapa?” tanya Katniss
    “Kau tak mengenal Percy Jackson?” tanya Finnick tidak percaya. Katniss menggelengkan kepala nya. “Percy Jackson adalah salah satu anak dari dewa Poseidon—dia blasteran.”
    “Kau pasti membaca novelnya aku juga membacanya, dia hebat, tapi, hei, kita berbeda cerita dengan Percy Jackson. Dia cerita blasteran, dan kita cerita membunuh-atau-dibunuh.” Kata Peeta sambil tersenyum mengejek.
    “Oh.. ya.. aku lupa—maaf.” Jawab Finnick sambil nyengir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihihi bisa jadi itu memang Percy ya... tapi ini di buku Catching Fire ya... sudah baca juga ternyata?

      Hapus
  10. Nama : Dwi Anggraini
    Email : tao_ming_rin@yahoo.com

    Cuplikan dari Novel Iron Fey 1 : Iron King

    Jeritan memecah malam, menyadarkan kami. Sang pangeran melepasku dan
    melangkah mundur, wajahnya kembali memasang topeng tanpa ekspresi.
    Jeritan itu terdengar lagi, diikuti raungan yang menggetarkan meja dan
    membuat gelas kristal berjatuhan ke lantai. Dari atas lautan penonton,
    aku melihat dinding semak berguncang hebat seakan-akan ada sesuatu
    yang besar memaksa masuk. Fey berteriak-teriak dan saling mendorong,
    Oberon berdiri, meneriakkan perintah. Selama sesaat, semuanya terdiam
    membeku.
    Semak-semak terkoyak disertai bunyi patahan nyaring, dan sesuatu yang
    besar merangkak keluar. Darah mengalir dari kulit kecokelatan sesosok
    monster—bukan seperti bogey di-bawah-tempat-tidur yang membuatmu
    kaget, tapi monster sungguhan yang akan merobek perutmu dan melahap
    isinya. Makhluk itu memiliki tiga kepala mengerikan: kepala singa
    dengan satyr berlumuran darah di rahangnya, kepala kambing dengan mata
    putih liar, dan kepala naga yang mendesis dengan api cair
    menetes-netes dari mulutnya. Seekor chimera.
    Makhluk itu berhenti sesaat, menatap pesta yang baru saja diselanya,
    kepala-kepalanya berkedip kompak. Satyr yang sudah tercabik-cabik
    jatuh ke tanah, dan seseorang di kerumunan menjerit.
    Chimera itu meraung, tiga lengkingan yang memekakkan telinga.
    Kerumunan lari kocar kacir ketika monster itu menarik kaki belakang ke
    bawah tubuhnya dan melompat ke tengah keramaian. Dia mendarat di
    samping redcap yang lari ketakutan dan mengayunkan kaki bercakarnya,
    menangkap seorang faery di perut dan langsung merobeknya. Selagi si
    redcap jatuh tersungkur dengan memegangi usus, chimera itu berpaling
    meninju troll, memukulinya di tanah. Troll itu menggeram dan mencekik
    leher berkepala singa, menjauhkannya, tapi kepala naga turun tangan,
    mengatupkan rahangnya di leher si troll lalu memutarnya. Darah hitam
    menyembur deras, memenuhi udara dengan aroma tembaga yang memuakkan.
    Troll itu mengejang kemudian lemas.
    Dengan darah menetas dari moncongnya, chimera itu menengadah dan
    melihatku yang masih terpaku di panggung. Makhluk itu meraung lalu
    melompat ke sudut lantai dansa. Otakku menjerit-jerit menyuruhku lari,
    tapi aku tak bisa bergerak. Aku hanya terbelalak ketika makhluk itu
    menunduk. Napas panasnya menerpaku, berbau darah dan daging terbakar,
    dan aku melihat serpihan kain merah di gigi singanya.
    Tiba-tiba Chimera mundur lalu lari terbirit-birit. Semua orang
    menatapku kagum. Ada kekuatan apa pada diriku sehingga chimera begitu
    takut. Apakah telah muncul darah campuran yang tangguh. Semua orang
    tidak tahu, tak akan pernah tahu, bahwa chimera lari karena telah
    mencium bau dari 'sesuatu' yg keluar dari area pembuanganku.
    "Emaaaaakkkkkkk.... E'eeeekkkk. " Lirihku

    BalasHapus
  11. Nama: Priskila Indah Sekar
    Parodi dari buku Harry Potter and The Chamber of Secret

    -- Pagi ini Harry Potter terbangun dengan penuh semangat setelah semalam beraksi dalam pelariannya dari rumah keluarga Dursley ke The Burrow. Setelah sarapan, Harry segera bersiap-siap berangkat untuk membeli perlengkapan sekolahnya.

    Keluarga Weasley mengajari Harry menggunakan bubuk flo sebagai sarana transportasi tercepat menuju Diagon Alley.
    "Diagonally" teriak Harry gugup sambil menjatuhkan bubuk flo nya di dalam perapian.
    "Apakah barusan dia menyebut 'diagonally'?" Tanya Mrs. Weasley kuatir. "Kuharap dia tidak tersesat terlalu jauh," sahut Mr. Weasley.

    Sementara itu Harry keluar dari perapian yang salah di Knockturn Alley. Tubuhnya kotor penuh debu dan kacamatanya pecah. Dia segera mencari keluarga Weasley namun malah tersesat di daerah yang kumuh itu. Beruntung, dia bertemu dengan Hagrid yang segera mengantarnya ke Diagon Alley.

    "Harry!" Seseorang memanggilnya. Harry menoleh dan mendapati Hermione, sahabatnya, di depan toko buku sihir.
    "Euh, apa yang terjadi padamu? Bajumu kotor. Kacamatamu sampai pecah begitu," tanya Hermione heran.
    "Berani kotor itu baik," jawab Harry.
    "Sini biar kubantu membersihkannya. Scourgivy! Semua noda, beres!"
    "Ah, dan untuk kacamatamu. Reparo!" Hermione menggerakkan tongkat sihirnya di depan wajah Harry.

    Wajah Harry berkeriut-keriut dan di tengah dahinya terdapat satu mata tambahan. Sementara kacamatanya tidak berubah, masih pecah.
    "Oh, aku salah mengayunkan tongkatku.. Reparo!" Hermione mencoba lagi.
    Mata ketiga hilang, namun kini mata Harry menyatu besar di tengah.
    "Cyclops! Sial! Reparo!" Seru Hermione mulai kesal.
    Kini malah wajah Harry yang berubah menjadi mirip Brad Pitt.
    "Hermione?" Tanya Harry ragu.
    "Diamlah, Harry. Aq harus konsentrasi!" Sahut Hermione galak.

    Hermione masih terus berusaha "memperbaiki" Harry.
    "Reparo! Reparo! Reparo!"
    Wajah Harry mulai berubah-ubah mulai dari wajah Percy Jackson, Edward Cullen, Voldemort, hingga ke wajah Robbin Williams.
    "REPARO!!!!" Teriak Hermione putus asa.
    Wajah Harry kembali normal seperti semula. Kacamatanya juga sudah tidak pecah lagi.
    "Akhirnya, berhasil...!!!!! Yyeeey!!!" Teriak Hermione sambil melompat penuh kemenangan.
    "Err.. Hermione? Terima kasih sudah memperbaiki kacamataku. Tapi.... bisakah kau kembalikan hidungku?" Teriak Harry histeris.

    -- Hehe.. cukup sekian.. maaf kalo kepanjangan atau kurang lucu.. Choose me, choose me.. #sambil mengacungkan tongkat ke arah admin 😛

    BalasHapus
  12. Nama: F.J. Ismarianto | Email: reatheryan [@] gmail [dot] com

    "Let me through. Let me through!" seru Amos Diggory sambil berlari ke arah kerumunan yang mengurung Harry di dalamnya. Begitu sampai, seluruh bulu kuduk di tubuhnya meremang. Walau dirinya berada di tengah-tengah orang banyak, kehangatan yang menguar ditolak oleh tubuhnya yang mendadak sedingin es. "That's my son!" Pandangan Amos tiba-tiba kabur. Bukan, dia tidak tiba-tiba buta, ada air mata menggenang di pelupuk matanya. "That's my boy! My boy!"

    Amos terduduk di sebelah jasad anaknya. "Cedric, wake up, Cedric. Wake up, please. Please, my boy. This is a joke, right?"

    Dumbldore mencoba menenangkan pria malang tersebut, tapi Amos menolak penghiburannya. "No. No. NO! Ced, please. Wake up, my boy—"

    Seseorang keluar dari kerumunan dan mendekati Amos. Tidak ada yang memperhatikan karena seluruh mata melihat arah Dumbledore dan Pak Menteri.

    "Life will come to him again, Mr. Diggory," kata orang misterius itu.

    "What do you mean?"

    "He will live. In State. Fork, for exactly. With Cullens. But not as a human. He'll live as a vampire."

    BalasHapus
  13. Denny Ardhianto
    ardhianto(dot)denny(at)gmail(dot)com

    Maka aku sekadar mengawasi mereka dari cabang pohon beech yang besar itu. Setelah mereka pergi dan lenyap dari pandangan, di belakang semak-semak azalea, aku pun turun dari tangga tali, masuk ke rumah, naik ke balkon, dan mengamati mereka dari sana. Hari itu kelabu tetapi bunga dafodil kuning bermekaran di mana-mana, juga bunga-bunga narsius yang tumbuh mellimpah, kelopak-kelopak luarnya berwarna pucat dan bagian trompetnya berwarna jingga gelap. Ayahku memetik sepemeluk bunga narsius dan memberikannya pada Ursula Monkton, yang tertawa dan mengatakan sesuatu, kemudian membungkuk hormat. Ayahku balas membungkuk, dan mengucapkan sesuatu yang membuat Ursula tertawa. Kupikir dia pasti menyatakan diri sebagai Kesatria Berbaju Zirah-nya Ursula, atau semacam itulah. Atau, dia mungkin berencana menyekolahkanku di sekolah farmasi, karena menurut semua orang, para siswa di sekolah farmasi itu seksi-seksi. Tapi mengapa Ursula tertawa? Aku jadi curiga.
    Aku ingin meneriakinya, memperingatkannya bahwa perempuan yang diberinya bunga-bunga itu monster, namun itu tidak kulakukan. Aku berdiri saja di balkon dan memandangi mereka tidak mendongak dan tidak melihatku.
    Dari buku tentang mitos-mitos Yunani, aku tahu bahwa bunga narsius dinamakan menurut nama seorang pemuda tampan yang begitu elok sehingga dia jatuh cinta pada dirinya sendiri. Belakangan nama asli pemuda ini terkuak. Asal kau tau, nama lengkapnya adalah Denny Ardhiantonarsius. Dia melihat pantulan wajahnya di kolam dan tidak mau meninggalkannya, dan akhirnya dia pun mati, sehingga para dewa terpaksa mengubahnya menjadi sekuntum bunga. Setelah membaca itu, kubayangkan dalam benakku bahwa bunga narsius tentunya bunga tercantik di dunia, Aku kecewa ketika tahu bunga itu mirip bunga dafodil, namun tidak terlalu mengesankan. Dari sumber lain mengatakan bahwa seorang pemuda tampan tersebut, Denny Ardhiantonarsius, dikutuk oleh admin PNFI di twitter menjadi kodok, sehingga keberadaannya diyakini masih ada di suatu tempat. Kini dia menunggu seorang puteri cantik untuk menyelamatkannya.

    BalasHapus
  14. Gentur Aji Satyananto
    elfstan23[at]gmail[dot]com

    Eragon memandang naga itu sambil berpikir. "Kau membutuhkan nama. Aku mendengar beberapa nama yang menarik hari ini; mungkin ada yang kausukai." Ia dalam hati mengingat rangkaian nama sejumlah naga yang menurutnya bernada kepahlawanan, mulia dan enak didengar. “Bagaimana pendapatmu mengenai Valinor atau penerusnya, Eridor? Keduanya naga yang hebat.”

    “Tidak.” kata sang naga dalam kepala Eragon. Kedengarannya makhluk itu geli melihat usahanya. “Eragon.”

    “Itu namaku; kau tidak boleh menggunakannya,” kata Eragon, sambil menggosok-gosok dagu. “Well, bagaimana kalau Norberta?”

    “Aku bukan Punggung Bersirip Norwegia.” jawab sang naga.

    “Temeraire?” usul Eragon.

    “Bukan kapal perang!” desis sang naga dalam kepala Eragon.

    “Smaug?”

    “Tidak gila emas dan gemar menimbunnya!!” geram sang naga.

    “King Ghidorah?”

    “Kepalaku hanya satu, bukan tiga. Dan ekorku juga satu, bukan dua.” si naga mulai melotot.

    “Aaah.. Toothless..” senyum mengembang di wajah Eragon.

    Sang naga yang telah murka memamerkan giginya yang setajam silet dan bersiap mencaplok lengan Eragon. Eragon yang melihat gelagat tidak baik ini segera meneriakkan nama yang tersisa dalam pikirannya.

    “SAPHIRA!! Namamu Saphira.” Naga itu memandangnya dengan mata yang cerdas. Jauh di dalam benaknya, Eragon merasakan kepuasannya.

    “Ya.” Seperti ada bunyi klik dalam kepala Eragon dan suara naganya menggema di sana, seakan dari tempat yang sangat jauh. Eragon nyengir sebagai balasan. Saphira mulai bersenandung.

    BalasHapus
  15. Nama : Rifa As Syafa Hanun (masuk lewal email tgl 24 Agustus)

    Dari buku Harry Potter and he Deathly Hallows
    Pertempuran Harry vs Voldemort

    “Aku tak mau ada yang membantu!” kata Harry keras-keras, dan dalam keheningan total suaranya terdengar bagaikan teriakan tukang sayur di pagi hari yang membangunkan ibu-ibu. Voldemort mendesis. “Potter tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya. Siapa yang akan kau jadikan pelindungmu kali ini, Potter?”. “Sorry ya Voldemort sayang.. Kali ini aku bukan menggunakan siapa, tapi apa” seketika Harry mengeluarkan perisai yang sangat menyeramkan, yang membuat siapapun berjengit sayang, termasuk Voldemort. “Benda terkutuk apa itu?!!” “Perisai Aegis! Perisai ini diberikan oleh para dewa-dewi Yunani sendiri dalam pengembaraanku! Kau tahu, Little Voldie? Mereka jauh lebih hebat dan berkuasa daripada kau!” jawab Harry dengan wajah mengejek. Voldemort mengalihkan pandang dari Aegis, dan menatap Harry. “Apa kau pikir perisai bodoh seperti itu bisa membuatmu mengalahkanku? Kau pikirkaulah orangnya bukan? Anak yang telah selamat karena kebetulan? Ya, hanya kebetulan dan untung-untungan, dan fakta bahwa kau meringkuk dan merengek di balik para pria dan wanita yang lebih hebat, dan membiarkanku membunuh mereka demi kau!” “Kau takkan membunuh siapapun lagi malam ini! Kau telah membunuh banyak orang, dan meninggalkan luka dimana-mana!”
    Tiba-tiba, terdengar suara plop! khas apparate. Muncullah seorang wanita memegang microphone, dan tiba-tiba dia bernyanyi. “Who do you think you are? Running around leaving scars?” “Dasar perempuan jalang! Aku Lord Voldemort, Pangeran Kegelapan, penyihir terkuat sepanjang masa! Dan siapakah kau penyanyi aneh? Adik dari Weird Sisters?”jawab Voldemort sinis dan marah. Para gadis yang awalnya tegang menyaksikan bakal-pertempuran-legendaris, mulai histeris dan berteriak-teriak. “Christina Perri!! Itu Christina Perri!! Oh, bagaimana dia bisa disini??! Ternyata dia penyihir!!” “Ya, aku Christina Perri, dasar pesek! Aku akan pergi, tapi kuperingatkan, kau akan kalah, makhluk-menjijikkan-tak-berdaging!” Dan plop! Perempuan itu meninggalkan medan pertempuran.
    Harry dan Voldemort kembali bertatapan. Mereka berdua bergerak ke samping, membentuk lingkaran penuh, menjaga jarak yang tetap dari satu sama lain, dan bagi Harry tak ada siapapun di sana kecuali Voldemort. Tanpa terduga, tiba-tiba Harry berjalan mendekati Voldemort, dan sampai semeter di hadapan Pangeran Kepesekan itu. Voldemort mengacungkan tongkatnya pada Harry. “Apa yang kau lakukan, bocah?!” “Kau tahu Voldemort? Sejak awal aku mengetahui betapa hebatnya kau, aku sudah tertarik padamu. Terlebih setelah aku melihat memori masa lalumu, kau tampan sekali, aku sadar bahwa aku mencintaimu, Voldemort. Ketika aku tahu aku ditakdirkan untuk membunuhmu, kau tak tahu betapa sakitnya aku. Aku tidak ingin membunuhmu, aku hanya ingin hidup bersamamu. Mungkin kita bahkan bisa mengunjungi dokter bedah plastik muggle untuk memperbaiki wajahmu.”kata Harry dengan pandangan-menggoda-ala-gay. Pupil merah Voldemort melebar, mulutnya terentang membentuk seringaian. “Ya, Harry.. Mungkin lebih baik begitu. Kita bisa bekerjasama menguasai dunia. Mendekatlah lagi padaku, Harry..”
    Harry pun mendekat, dan mencium Voldie dengan panas. semua orang terperangah. Tiba-tiba duak! Harry menghantamkan perisainya pada dada Voldemort dan membuatnya terjungkal. “Ampun deh, Voldemort. Kupikir kau pintar. Kau tahu kan aku tidak mungkin mencintai orang sepertimu. Sekarang, aku akan membunuhmu!” Harry pun mulai...menggelitik setiap bagian tubuh Voldemort, hingga ia tertawa-tawa. Seluruh warga Hogwarts yang menonton bersorak gembira dan mulai mengerubungi Voldemort, ikut menggelitikinya. Voldemort terus, terus, dan terus tertawa, hingga sari-sari kehidupannya yang menyedihkan terbang bersama tawa geli dan sakitnya.

    Tamat

    BalasHapus