Senin, 30 Juli 2018

[AUTHOR] Roald Dahl Master of Story-teller


Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan nama besar Roald Dahl, bapak buku anak-anak dengan tokoh-tokoh ikon seperti Willy Wonka, BFG, dan Matilda. Sekarang, mari mengenal lebih dekat, orang macam apa yang menulis buku-buku lucu tersebut.



Roald Dahl lahir di Inggris pada 13 September 1916 dari orangtua keturunan Norwegia. Jadi tidak heran bila Roald Dahl menggunakan bahasa Norwegia sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Roald Dahl memiliki 3 saudara kandung dan dua saudara tiri (dari perkawinan ayah dengan istri pertama). Di usianya yang masih 3 tahun, beliau kehilangan seorang kakak karena usus buntu dan diikuti meninggalnya sang ayah akibat kesedihan berkepanjangan oleh kematian putrinya. Akhirnya, sang ibu harus menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi empat anak dan satu anak yang masih di kandungan. 

Roald Dahl termasuk anak jail di masa kecilnya. Beliau dan keempat temannya pernah menaruh bangkai tikus ke dalam toples permen di toko permen lokal. Akibat kejadian ini, mereka dihukum pecut menggunakan tongkat rotan. Ibunya pun mengirim Roald Dahl ke sekolah berasrama di St. Peter di Weston-super-Mare. Lulus dari St. Peter, Dahl pun lanjut ke Repton di Derbyshire. Masa-masa sekolahnya, Roald Dahl dianggap cukup berprestasi dan aktif. Beliau bahkan memenangkan medali untuk hobi fotografinya. Begitu selesai dari sekolah, Roald Dahl bekerja di perusahaan minyak Shell di Tanzania, dan bertemu dengan hewan-hewan liar. Mungkin dari sinilah inspirasinya terhadap tokoh-tokoh dalam buku (yang sebagian besar adalah hewan) berasal. Tak lama berselang, Perang Dunia ke-2 mulai membara dan Roald Dahl ikut serta menjadi perwira pasukan Inggris melawan tentara Jerman. Beliau melalui masa-masa sulit pada saat ini, bahkan mengalami kecelakaan yang membuatnya tak mampu lagi bertugas. Saat dibebastugaskan, pangkatnya adalah Kapten dan setelah sembuh, beliau ditugaskan ke Amerika sebagai atase. Di sinilah beliau pertama kali menulis, atas permintaan C.S. Forester yang nantinya akan menjadi sahabat, walau dalam bentuk komedi pendek untuk menghibur pasukan udara Amerika. Tulisan ini membuatnya menyadari bakat menulisnya. 

Lika-liku kehidupan Roald Dahl yang kaya bisa kalian baca di beberapa autobiografinya seperti Boy-Tales of Childhood, Going Solo, dan My Year. Masing-masing menceritakan kisah hidup pada masa anak-anak, remaja, dan sepanjang sisa hidupnya. Selain itu, Penefiers dapat kunjungi www.roalddahl.com untuk membaca beberapa info menarik lain dari si pendongeng lihai.


Buku-buku dan esai-esai karya Roald Dahl tentu saja tidak bisa Penfi sebutkan satu per satu di sini. Karena..... BANYAK COY hahahaha.... Terhitung ada 19 novel, 3 buku puisi, dan 13 kumpulan cerita. Nih, kita mah ngences aja ya, lihat sebagian fotonya aja dulu...



Beberapa bukunya sudah diterjemahkan di sini dan sekarang Penfi akan bahas buku-buku jemaah fantasiah yang sudah diadaptasi ke layar lebar.


Willy Wonka and the Chocolate Factory (1971)


Bukunya terbit pada tahun 1964 dan pertama kali diadaptasi pada tahun 1971 sebagai film musikal dengan aktor Gene Wilder yang kini menjadi meme (haha). Roald Dahl mendapatkan inspirasi kisah ini dari masa sekolahnya dimana Cadbury mengirim produk baru mereka sebagai tes dan meminta pendapat anak-anak. Berawal dari sayembara Tiket Emas dikeluarkan oleh perusahaan cokelat ternama di seluruh negeri menjadi sensasi media. Siapapun yang mendapatkan tiket tersebut berhak mengunjungi pabrik cokelat yang sangat super duper rahasia itu. Ada 5 Tiket Emas yang disebarkan untuk 5 anak-anak yang beruntung, dan salah satunya adalah Charlie, bocah berumur 11 tahun yang hidup miskin. Willy Wonka menyambut kelima anak yang beruntung tersebut untuk mengintip proses pembuatan cokelat lezat dengan oompa-loompa sebagai pekerjanya. Buku yang kocak dan sarat pesan moral ini sungguh menyenangkan untuk dibaca. Buku ini pernah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan sebentar lagi akan diterbitkan ulang oleh Mizan Group. 



Meskipun film ini sukses dan diproduksi kembali pada tahun 2005, kabarnya Roald Dahl tidak menyukai hasil dari filmnya. Ini dikarenakan adanya perubahan naskah oleh penulis naskah yang baru, David Seltzer, karena Dahl gagal menyelesaikannya tepat waktu. Perubahan naskah tersebut mencakup fokus yang terlalu besar pada Willy Wonka daripada Charlie, si tokoh utama.


The BFG (1989)



Terbit pada tahun 1982 dan diadaptasi menjadi film animasi pada tahun 1989. BFG merupakan kepanjangan dari Big Friendly Giant, ditulis sebagai cerita pendek dalam buku Danny The Champion of the World. Berkisah tentang seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Suatu malam Sophie tidak bisa tidur lalu melihat ke luar jendela dan menemukan raksasa berjalan membawa tas besar dan terompet besar. Raksasa tersebut melihat Sophie, menculiknya, dan membawanya ke dunia para raksasa. Di sana Sophie belajar tentang kehidupan raksasa yang jahat, tetapi BFG adalah raksasa yang baik. Bukunya enak dinikmati karena adanya permainan kata yang menggelitik. Ketika film animasinya dirilis, Roald Dahl sangat senang dengan hasilnya sampai-sampai beliau bertepuk tangan sambil berdiri. Kabarnya Dahl menulis cerita ini untuk putrinya yang meninggal karena penyakit cacar kronis.


The Witches (1990)


Pertama kali diterbitkan pada tahun 1983, The Witches mengambil tempat di Norwegia dan Inggris. Seorang anak laki-laki yang baru saja ditinggalkan kedua orangtuanya karena meninggal dunia dalam kecelakaan, kini diasuh oleh sang nenek yang berkebangsaan Norwegia. Sang nenek sering menceritakan kisah-kisah dongeng padanya, terutama tentang para penyihir dan bagaimana cara membedakan mereka dari orang biasa. Para penyihir, yang semuanya adalah wanita, gemar membunuh anak-anak manusia dan memakan mereka. Sang nenek, seperti yang selalu dikatakannya, adalah seorang pemburu penyihir. Dan dia mengajari cucunya apa-apa saja tentang para penyihir. Namun sialnya, anak itu bertemu dengan penyihir yang kemudian mengubahnya menjadi tikus. Dalam adaptasi filmnya, anak lelaki tersebut bernama Luke dan seorang amerika. Guillermo del Toro bermaksud memproduksi ulang film ini pada tahun 2008, tetapi tertunda hingga tahun 2018. Hak cipta perfilmannya jatuh pada Warner Bros. Buku ini dilarang di beberapa perpustakaan karena dianggap mengajari anak-aank pria untuk membenci wanita. Tetapi beberapa perpustakaan lain mengganggap buku ini sarat feminisme. Baca sendiri saja biar tahu hihihi...


James and The Giant Peach (1996)


Pertama kali terbit tahun 1961, Roald Dahl awalnya menolak tawaran untuk mengadaptasi buku ini. Namun setelah beliau meninggal, istrinya memberi izin bagi Disney untuk mengadaptasinya menjadi separuh stop-motion animation dan separuh live-action. Dan karena kontennya yang berisi kekejaman, buku ini menjadi langganan lembaga sensor. Berkisah tentang bocah berusia 4 tahun bernama James yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya meninggal ditabrak badak, dia kini harus tinggal bersama kedua bibinya yang kejam. Selama 3 tahun James harus bertahan dari perlakuan kedua bibinya yang menganggapnya budak. Sampai pada suatu hari seorang tak dikenal memberinya biji hijau disebut Lidah Buaya yang bisa membuatnya bahagia jika diminum bersama air. Tapi James membuang biji tersebut ke tanah dekat pohon persik yang kering. Dalam semalam buah persik tiba-tiba tumbuh dan ukurannya semakin besar. James menemukan terowongan di buah persik tersebut dan di dalamnya dia bertemu sekelompok serangga berukuran manusia dan bisa bicara. Bersama-sama mereka melakukan petualangan melintasi lautan.
Sepertinya aman dibaca ya? Lalu kekejamannya dimana? Ya baca ajaa~ Gosipnya, film ini juga mau diproduksi ulang lho!


Matilda (1996)



Terbit pertama kali pada tahun 1988, Matilda adalah seorang anak perempuan berumur 5,5 tahun yang jenius. Sejak umur 4 tahun, Matilda sudah bisa membaca banyak sekali buku dalam kurun waktu 6 bulan saja. Akan tetapi orangtuanya tidak menghargai kejeniusan Matilda. Hanya guru TK-nya saja, miss Honey, yang kagum dengan kemampuan inteletual Matilda. Miss Honey berusaha menempatkan Matilda di kelas tingkat lanjut agar bisa belajar lebih baik, tetapi kepala sekolah menolaknya. Kepala sekolah yang bernama Agatha Turnbull adalah seorang diktator pembenci anak-anak yang selalu menemukan cara-cara kreatif untuk menghukum anak-anak yang tidak patuh. Di sinilah Matilda mengetahui bakat telekinesisnya dan berniat membantu miss Honey yang disukainya. 

Fantastic Mr. Fox (2009)

  



Diterbitkan pertama kali tahun 1970, Fantastic Mr. Fox bercerita tentang seekor rubah cerdik dan licik, yang mengalahkan para petani mencuri hewan ternak mereka. Tuan Rubah tinggal di bawah pohon bersama istri dan 4 anak-anaknya. Tiap malam dia keluar mengunjungi 3 peternakan dan mencuri ayam-ayam untuk bahan makan sekeluarga. Kesal karena hewan ternak mereka selalu hilang, ketiga peternak ini menunggui sarang Tuan Rubah agar bisa menangkapnya saat sedang keluar. Tapi mereka hanya bisa menembak putus ekornya saja. Semakin kesal, para petani itu menggali lubang sarang Tuan Rubah, memaksa keluarga rubah menggali lebih dalam ke bawah tanah. Ketiganya menunggui lubang tersebut sehingga membuat keluarga Rubah dan keluarga penghuni bawah tanah lain tidak bisa keluar. Di sinilah peperangan strategi lucu antara Rubah versus Petani dimulai. Siapa yang akan menang ya? Film ini dibuat dalam bentuk stop-motion animation oleh Wes Anderson yang kemudian membuat namanya melejit.

1 komentar: