Rabu, 30 November 2016

Ulasan Buku : Unwind Dystology #1 : Unwind (Pemisahan Raga)

Judul asli : Unwind
Judul terjemahan : Pemisahan Raga
Pengarang : Neal Shusterman
Penerjemah : Mery Riansyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama 
Tahun terbit : Agustus 2013
Cetak ulang dengan cover baru : Mei 2016
Jumlah halaman : 456
Apa itu pemisahan raga? Singkatnya, mereka adalah orang atau oknum yang menjual organ-organ dalam tubuh mereka kepada para pembeli yang membutuhkan hidup.See? Itu sangat umum, bahkan di Indonesia praktek semacam itu banyak diberitakan. Jadi itu kisah nyata.

Nah! Dari ide cerita atau ide penulisan atau apapun itu namanya, penulis membuat sendiri kisah tentang suatu kondisi dunia ketika pemisahan raga itu dilegalkan dan diatur. Tapi para korban adalah para anak-anak di bawah 18 tahun. Ketika ada peraturan, pasti ada pelanggaran. Itulah yang dilakukan Connor, Risa, dan Lev. Mereka berpikir bahwa bertahan hidup itu perlu dan mati memang tidak dengan seperti itu.

Gaya penulisan Neal Shusterman begitu menarik dimana ketiga narasi dari tiga bocah itu dipertemukan dalam satu waktu. Padahal sebelumnya masing-masing dari mereka memiliki narasi yang berbeda. Dan itu mengagumkan! Tiga narasi digabungkan dalam satu waktu. Dan nantinya dijamin pembaca akan paham maksud dari jalan cerita novel ini yang cukup berliku. Secara keseluruhan, novel ini: juara! Kalian harus membacanya! Walaupun bukan merujuk ke novel fantasi biasa, namun gaya ceritanya hampir sama: rencana, petualangan, hal yang baru, dan akhir yang mendebarkan.
Pemisahan Raga merupakan buku pertama dari keempat buku dalam Unwind Dystologi. Saat ini buku keduanya berjudul UNWHOLLY juga telah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama bulan Mei 2016. Tentunya kisah Connor, Risa, dan Lev ini begitu menarik dan sayang untuk dilewatkan. Dan kita pastinya berharap semoga lanjutannya segera beredar di pasaran. Buku pertamanya ini ternyata juga sedang dalam proses penggarapan untuk diangkat ke layar lebar. Wow, tak sabar menantikan yaa..^^

“Seseorang tak punya jiwa sampai dia dicintai. Jika seorang ibu mencintai bayinya, menginginkan bayinya, bayi itu mendapat jiwa sejak ibu mengetahui kehadirannya. Saat kau dicintai, itu saat kau mendapat jiwa.”


Oleh : Abduraafi Andrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar