Sabtu, 20 Maret 2021

[Booklicious] Karakter Fiksi Kutu Buku Menurut Penfi!

Sudah berapa lama kalian menjadi kutu buku? Tidak hanya ditemukan di dunia nyata, dalam fiksi pun tidak jarang kita menemukan karekter kutu buku lho! Kali ini Penfi mau rekomenda-sikan buku dengan karakter kutu buku untuk kalian. Mari kita lihat satu per satu!

 


MATILDA

oleh Roald Dahl

Siapa yang belum tahu Roald Dahl? Bagi penggemar fantasi terutama bacaan anak-anak, nama ini tidak asing. Matilda adalah salah satu buku paling terkenal dan terlaris dari Roald Dahl. Versi Indonesia sendiri sudah ada terjemahan dari Gramedia Pustaka Utama (1991, 2002) dan Noura Books (2018). 

Tahun 1990, cerita Matilda ini diangkat ke drama musikal di Redgrave Theatre oleh Rony Robinson, Ken Howard, dan Alan Blaikley. Kemudian pada tahun 2011, Cambridge Theatre juga ada drama musikal Matilda yang dibuat Dennis Kelly dan Tim Minchin.

Pada tahun 1996, Matilda juga dijadikan film layar lebar lho, Penefiers! Pada 2018, Netflix juga mengumumkan akan mengadaptasi Matilda beserta karya Roald Dahl lain seperti The BFG, The Twits, dan Charlie and the Chocolate Factory.


Matilda Wormwood adalah anak mandiri, gemar membaca, dan sangat cerdas. Walau masih belia, dia dapat menghabiskan berjam-jam di perpusatakaan hanya membaca karya-karya klasik. Wow!

Petualangan Matilda yang sesungguhnya dimulai ketika sekolah. Belum apa-apa sudah dapat musuh bebuyutan, Miss Trunchbull si kepala sekolah. Waduh kok bisa? Dan di sekolah inilah Matilda pertama kali mengetahui kekuatan supernaturalnya. Dengan kekuatan itu, dia harus menyelamatkan sekolah dan guru kesayangannya. Kira-kira apa kekuatan Matilda itu?


JONATHAN STRANGE AND MR. NORRELL

oleh Susanna Clarke

Mungkin ada Penefiers yang belum tahu buku ini, tapi malah tahu seri televisinya. Yup, buku ini sudah dijadikan seri 7 episode di BBC One pada 2015. Filmnya diakui British Film Institute sebagai salah satu seri televisi paling penting di tahun 2015.

Novel ini pertama kali terbit pada 2004. Berlatar Inggris Raya pada abad ke-19 namun dengan sejarah alternatif sendiri. Dahulu, sihir memang ada, tapi pada masa itu sihir telah menjadi sebuah teori pembelajaran tanpa praktek. Sampai kemudian muncul Mr. Norrell, seorang praktisi sihir. Dengan bantuan Mr. Segundus, dia ingin membangkitkan sihir pratis di samping sihir teoritis. Bagaimana dengan Jonathan Strange? Jonathan juga bisa menyihir. Dia berguru pada Mr. Norrell, namun Mr. Norrell terlalu takut untuk mengajari lebih banyak padanya karena takut murid itu menjadi lebih hebat dari guru. Dia akhirnya memindahkan sebagian koleksi bukunya ke perpustakaan lama miliknya. Yup, dia adalah kutu buku dengan koleksi yang sangat banyak sampai punya perpustakaan sendiri.


Penfi jadi takut, nih, mau bahas terlalu jauh, takut spoiler. Penefiers lebih baik baca sendiri saja, deh. Terutama bagi kalian yang suka bumbu-bumbu sejarah dalam novel fantasi. Novel ini sudah diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2009 dan dibagi ke dalam tiga jilid karena saking tebalnya buku ini.


ALL SOULS SERIES

oleh Deborah Harkness

Buku ini juga telah diadaptasi ke seri televisi di tahun 2018. Sama seperti Jonathan Strange and Mr. Norrell, seri ini ada bumbu sejarahnya. Ini adalah novel debut karya Deborah Harkness yang memadukan genre paranormal romance dengan historical fantasy

Diana Bishop, seorang profesor di Universitas Yale yang juga seorang penyihir selalu menyangkal status penyihirnya setelah kematian kedua orangtuanya. Dia berusaha tidak mempraktikkan sihir untuk menghindari interaksi dengan penyihir lain. Dalam suatu kesempatan, dia menemukan sebuah manuskrip kuno yang juga lama dicari oleh pihak lain. Manuskrip apa itu? Dengan bantuan vampire bernama Matthew Clairmont, dia harus menemukan potensi sihir dalam darahnya dan melindungi semua orang yang disayangi.

Awalnya buku ini hanya trilogi, tapi kemudian ada buku ke-4 juga, lho! Apakah seri ini sudah diterbitkan di Indonesia? Saat ini belum. Tapi siapa tahu dengan antusiasme Penefiers, buku ini punya kesempatan bertemu dengan pembaca Indonesia?





Sekian rekomendasi Penfi kali ini. Selain jadi kutu buku di kamar, jangan lupa kalau di dunia luar masih banyak tempat indah yang patut dikunjungi seperti rekomendasi Penfi di Bibliostation Maret. Sampai jumpa bulan depan!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar