Minggu, 27 September 2020

[Booklicious] Fantasi Populer Tanpa Seri

 

Halo, Penefiers!

 


September ini Penfi juga mau kasih tau beberapa buku menarik yang tidak boleh terlewatkan. Buku-buku ini cocok untuk remaja sampai dewasa muda dan stand alone, jadi tidak perlu takut serinya tidak lengkap atau lain hal. Langsung saja, yuk, kita cek buku-buku apa saja itu!


TO KILL A KINGDOM

oleh Alexandra Christo


Buku ini baru diterbitkan awal tahun oleh Penerbit Mizan. Bagi kalian yang tidak suka tokoh menye-menye, novel ini patut dibaca. Putri Lira adalah siren mematikan yang jantung koleksinya adalah jantung para pangeran. Pangeran Elian adalah bajak laut dan pemburu siren yang menawan. Ketika target Putri Lira berikutnya adalah Pangeran Elian, bisakah kalian membayangkan apa yang akan terjadi? Kalau kalian pikir mereka akan langsung jatuh cinta saat pandangan pertama, maka kalian terlalu meremehkan buku ini. Penfi jamin deh, kalian akan suka perkembangan tokoh dalam buku ini bahkan bagi yang tidak terlalu doyan romantisan yang berlebihan.

Satu hal lagi yang patut diacungi jempol adalah latar high fantasy yang memesona. Masing-masing kerajaan memiliki ciri khasnya tersendiri. Dari begitu banyak kerajaan yang disebutkan dalam buku ini, baru ada beberapa yang benar-benar muncul. Bisa jadi, Penulis masih akan mengeksplorasi dunia ini di buku-bukunya yang lain, mungkin bukan sekuel, tapi seperti spin-off. Siapa tau?

 

 

Uprooted

oleh Naomi Novik


Siapa yang belum tau penulis satu ini? Naomi Novik tampaknya cukup terkenal di kalangan penggemar high fantasy. Seri Temeraire langsung menjadi seri yang populer sejak pertama kali dirilis. Kali ini Naomi Novik kembali mengajak pembaca terjun ke dunia baru yang dibangunnya, Uprooted. Berbeda dengan Temeraire, Uprooted stand alone, loh! Untung bagi pembaca Indonesia, buku ini akhirnya diterjemahkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama di tahun 2020.  

Agnieszka tinggal di lembah yang dekat dengan perbatasan Rimba. Begitu dengan dengan perbatasan itu, sampai penduduk desa mampu merasakan kekuatan jahat Rimba. Mereka hanya bisa mengandalkan kekuatan penyihir berjulukan Naga untuk menahan kekuatan itu. Sebagai harga, mereka harus mengorbankan satu gadis setiap sepuluh tahun untuk dijadikan pelayannya. Ketika Agnieszka menjadi pilihan sang Naga, rahasia apa yang akan terkuak? 

 

TUJUH KELANA

oleh Nellaneva


Buku ini masih hangat, loh, Penefiers. Baru diterbitkan bulan lalu oleh Penerbit Elex Media Komputindo. Kalian yang sudah lama mendengar nama Nellaneva, bahkan menyukai karya-karyanya, seperti Dharitri dan Palagan Nusantara, harus cicipi novel ini. Ssst.. dengar-dengar Tujuh Kelana ini novel pertama Nellanve, loh! Jadi semakin penasaran kan karya pertama dari penulis populer di Wattpad.

Zarra Mediana, tanpa sengaja menemukan sebongkah permata merah di gudang rumah. Ketika disentuh, permata itu akan menyala terang. Loh? Zarra yang kebingungan langsung menyimpan permata itu kembali. Kemudian Alto Rialtiorre, lelaki bermasker hitam muncul dan meminta Zarra menyerahkan permata itu. Siapa lelaki itu? Mengapa dia tau tentang permata itu dan menginginkannya? Zarra tidak tau jawabannya, tapi dia akan segera tau karena nasibnya telah berubah sejak permata itu bersinar di tangannya.

Ugh,Penfi berdebar-debar memikirkan buku ini. Omong-omong, Nellaneva menjadi Author of the Month bulan ini, Penefiers. Nellaneva juga merekomendasikan tempat yang asyik dikunjungi oleh kutu buku untuk Bibliostation. Jadi, jangan lupa untuk mengecek keduanya juga, ya!

Sekian rekomendasi Penfi kali ini. Buku-buku di atas benar-benar sangat menarik, loh! Jadi jangan lupa dikonsumsi sehari tiga kali (memangnya obat?). Sampai jumpa di Booklicious Oktober!


[Bibliostation] Si Perpustakaan Sekaligus Toko Buku yang Trendi dari Bandung

 

Halo, Penefiers!

 


Bibliostation kali ini sedikit spesial. Kenapa? Karena Bibliostation kali ini direkomendasikan oleh Nellaneva, Author of the Month September, loh! Tempat ini bukan saja tempat nongkrong yang seru bagi pecinta buku, tapi juga bisa didatangi peminat lagu dan film. Pantas saja kata-kata ‘baca, dengar, tonton’ sudah melekat jadi slogan tempat ini. Yuk, mari kita kenal lebih lanjut si Kineruku, sebuah perpustakaan sekaligus toko buku yang asyik dikunjungi di Bandung.


SEKILAS:

 

Kineruku adalah perpustakaan, toko buku, dan kafe yang menyediakan berbagai referensi seputar buku, musik, dan film. Tempat ini sebenarnya cukup dikenal oleh para muda-mudi di Bandung, mulai dari blogger dan bookstagrammer sampai peminat musik dan film. Semua yang datang punya tujuan masing-masing. Bisa sekadar mencari referensi buku, lagu, film, datang untuk belanja, nongkrong bersama teman, sampai mengisi perut alias wisata kuliner. Kineruku seolah-olah jadi tempat pelarian dari keseharian yang sibuk bagi banyak orang. Walau punya minat berbeda, tapi tujuan mereka adalah sama, yaitu mencari ketenangan dan bersantai sejenak.

Kalau masih ragu untuk datang ke tempat ini, tenang saja, tugas Penfi adalah meracuni kalian kok! Nih alasan kalian harus berkunjung ke tempat ini kalau sempat.


Pertama, Kineruku sudah berdiri sejak 29 Maret 2003 dengan nama Rumah Buku. Pada saat itu salah seorang pendirinya terinspirasi dari perpustakaan dan toko di luar negeri. Selain itu, mereka merasa masyarakat memerlukan tempat alternatif untuk referensi buku, musik, dan film. Sehingga didirikanlah Rumah Buku di rumah peninggalan kakek salah seorang pendiri. Baru pada 2012 mulai berganti ke Kineruku, yang terdiri dari Kine (cinematic) dan Ruku (Rumah Buku).

Kedua, Kineruku punya banyak referensi buku, musik, dan film. Berdasarkan informasi yang Penfi peroleh, Kineruku punya sekitar 4000 judul buku, 1000 CD musik, dan 1000 judul film yang tertata rapi di dalam rumah. Ketika masuk ke dalam, kalian akan berjumpa dengan rak-rak penuh buku. Sesuai namanya, Rumah Buku memang berbentuk rumah, namun perpaduannya dengan buku dan interior kayu telah memunculkan kesan magis yang tak terlupakan. Tempat ini juga kadang ada talkshow, nonton bareng, atau pertunjukan musik, loh. 




Ketiga, bisa belanja sambil mengisi perut kosong. Bukan hanya bisa meminjam untuk baca saja, ada juga buku untuk dijual kok. Kineruku juga punya kafe untuk kalian baca sambil ngemil. Menu-menu mulai dari nasi goring spesial ruku, chicken fillet ruku, french fries ruku, aneka minuman, seperti kopi, teh, dan lain-lain. Bagian belakang rumah atau taman sangat cocok untuk spot baca sambil negmil. Nyam… nyam… nyam….





Terakhir, Kineruku ini juga sudah diulas dan direkomendasikan banyak blogger atau situs sehingga tidak perlu diragukan lagi. Penfi sudah kasih alamat web yang bisa kalian kunjungi dan baca terkait Kineruku. Omong-omong, bagaimana kalau suatu saat PNFI bikin Mi-Garing (Mini Gathering) di tempat ini? Kayaknya bakal menarik.

Sayangnya, saat ini toko fisik Kineruku sedang tutup selama masa pandemi sampai waktu buka yang belum ditentukan. Namun, toko daring tetap dibuka, kok. Kalau suatu saat kalian berkesempatan ke Bandung, tidak ada salahnya berkunjung ke sini. Siapa tahu malah ketemu jodoh. Eh!



KONTAK:

          Alamat           : Jl. Hegarmanah No. 52, Cidadap, Bandung,

  Jawa Barat 40141

          Facebook      : Kineruku

Instagram      : Kineruku

          Hp.               : +62 878 2428 1152

Telp.            : +62 22 203 9615

E-mail            : kineruku@gmail.com

          Website        : www.kineruku.com

 

JAM OPERASIONAL: 

Senin             : 10.00 – 20.00 WIB

          Selasa           : Tutup

          Rabu-Sabtu    : 10.00 – 20.00 WIB

          Minggu          : 11.00 – 18.00 WIB

Catatan         : Saat ini toko offline Kineruku tutup sementara selama masa pandemi

 

BIAYA:

          Gratis untuk masuk. Beda cerita kalau Penefiers ada belanja atau makan dan minum, ya. Tagihan sesuai jumlah belanjaan dan konsumsi.



SUMBER DATA:

[AoTM]: Nellaneva, Penulis Fantasi Indonesia

 Halo, Penefiers!

 

Kenalan dengan Author of the Month bulan ini, yuk! Bagi penggemar karya fantasi lokal, mungkin tidak asing kala mendengar namanya. Dia adalah Nellaneva, seorang perempuan asli Bandung. Kerap disapa Dhira, Nellaneva adalah nama pena dari pengarang empat buku yaitu Dharitri (2017), Resilience: Remi’s Rebellion (2018), Palagan Nusantara (2019), dan Tujuh Kelana (2020).

Author of the Month kali ini spesial karena Penfi sempat mewawancarai penulis yang sekarang sedang menempuh pendidikan pascasarjana jurusan Bioscience di Osaka, Jepang. Simak obrolan Penfi dan Nellaneva berikut.

Sejak kapan kamu suka menulis?

Sejak kecil, aku suka menulis berupa lirik lagu dan cerpen, tetapi baru mulai tekun menulis novel menjelang akhir kuliah S1. Sejak 2016, aku pun mulai rutin menulis novel yang biasanya kuunggah di situs Wattpad dengan username Nellaneva. Saat itu, aku hanya iseng menulis untuk mengisi waktu luang sembari mengerjakan skripsi. Namun, akhirnya aku mencoba peruntungan dengan mengirim naskah-naskah novelku ke penerbit.

Novel pertamaku, Tujuh Kelana, mengalami kendala dalam proses penerbitannya, sehingga justru novel keduaku, Dharitri, yang terbit terlebih dahulu. Di tahun 2017, Dharitri pun terbit secara indie, sebelum kemudian pindah ke lini mayor di akhir tahun yang sama. Setelah itu, aku jadi semakin termotivasi untuk menghasilkan karya-karya lainnya seperti Resilience: Remi’s Rebellion, Palagan Nusantara, dan naskah-naskah novel lain yang masih tersimpan di akun Wattpad-ku.

 

Bagaimana sampai kamu bisa menulis fantasi?

Aku gemar membaca buku fantasi sejak kecil. Karena kebiasaan itu, aku jadi suka berimajinasi tentang cerita fantasi buatanku sendiri hingga memutuskan untuk menuliskannya. Menulis fantasi bagiku memberi sensasi tersendiri yang memuaskan, dalam artian aku bisa memasuki dunia/pelataran yang sering kali melampaui realita dan benar-benar membantuku untuk meredakan kejenuhan dari rutinitas dunia nyata. Singkatnya, aku menulis fantasi sebagai bentuk eskapisme. :D

 

Apa inspirasimu dalam menulis karya fantasi?

Secara tidak langsung, mungkin aku banyak terpengaruh dari bacaan dan tontonanku selama ini, khususnya dari novel serta film yang bertema fantasi dan fiksi ilmiah. Sebagian besar sumber inspirasi lainnya merupakan hasil berandai-andai dan berkhayal tentang kehidupan yang jauh berbeda dari realita, atau versi alternatif dari dunia yang sudah ada seperti di Palagan Nusantara dan Dharitri.

 


Pernahkah kamu menyerah dalam menulis? Apa yang bikin kamu terus melakukannya?

Sering sekali aku ingin menyerah karena peminat novel fantasi, khususnya buatan penulis lokal, relatif lebih sedikit dibanding peminat novel-novel genre lain. Namun, dari sana aku jadi termotivasi juga, kira-kira apa yang membuat novel fantasi masih kurang diminati? Apa yang harus kukembangkan supaya ceritaku menjadi lebih menarik dan disukai pembaca? Walaupun tetap saja motivasi terbesar yang membuatku tetap menulis adalah kecintaanku terhadap fantasi serta dukungan-dukungan dari pembaca selama ini.

 

Apa saja novel fantasi yang kamu baca? Siapa pengarang fantasi favoritmu?

Seri Harry Potter (tentu saja), The Land of Elyon, Narnia, Monstrumologist, Lockwood & Co., trilogi Bartimaeus, The Giver, The Hunger Games, juga novel lokal Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Tidak lupa juga mitologi dari berbagai negara/bagian dunia, buku-buku Jonathan Stroud yang lain, John Connolly, Ray Bradbury, George Orwell, Neil Gaiman, dan masih banyak lagi.

Untuk penulis luar negeri, penulis favoritku adalah Jonathan Stroud. Sedangkan untuk penulis dalam negeri, aku suka Paman Yusi Avianto Pareanom.

 

Ada satu buku yang menurutmu patut dibaca semua orang?

Tiga buku boleh tidak? Hehehe. Trilogi Bartimaeus! Aku suka sekali dengan seri novel itu dan bisa dibilang seri tersebut yang menggerakkanku untuk menulis novel fantasi. Gaya bahasa Jonathan Stroud yang menggunakan sudut pandang orang pertama benar-benar menghibur dan menyeretku ke dalam ceritanya.

 

Sebagai penulis, kamu termasuk pelaku dalam ekosistem penerbitan karya fantasi di Indonesia. Menurutmu, bagaimana prospek novel fantasi di Indonesia?

Aku percaya prospek novel fantasi di Indonesia bisa terus berkembang, termasuk novel fantasi karya penulis lokal. Terlebih belakangan ini platform-platform menulis daring memungkinkan penulis untuk bisa mengumpulkan para pembaca terlebih dulu sebelum masuk ke dunia penerbitan.

Menurutku, itu berperan sekali dalam membuka kesempatan bagi penulis untuk dilirik penerbit sekaligus menyediakan ruang interaksi langsung antara pembaca dengan penulis. Apalagi grup/komunitas penulis dan pembaca fantasi juga terus bertambah, sehingga aku yakin prospeknya bisa lebih cerah.

 

Ada pesan buat para pembaca novel fantasi yang ingin meniti karier sebagai penulis novel fantasi?

Jangan menyerah. Menulis novel fantasi memang sangat menantang sebab, selain target audiensnya yang masih terbatas, proses pembuatannya pun cukup sulit (membutuhkan banyak riset untuk worldbuilding serta ide-ide unik supaya pembaca tertarik). Kendati demikian, jangan khawatir dan teruslah kembangkan kemampuanmu! Jangan ragu juga untuk memasukkan unsur-unsur kearifan lokal di dalam cerita fantasi kita dan menjadikannya tidak kalah seru dibanding fantasi luar negeri.