Minggu, 23 Agustus 2020

[Bibliostation] Rahmat Gallery, Potret Suaka Nusantara

 


Halo, Penefiers!

Sudahkah kamu baca Author of the Month dan Booklicious bulan ini? Kalau belum, jangan lupa kunjungi, ya! Bagi yang sudah, apakah sadar kalau Penfi sengaja memilih tema hewan di bulan ini? Demikian juga untuk Bibliostation, Penfi akan ajak kalian berkunjung ke tempat yang berkaitan dengan hewan. Ayo, tebak di mana itu! Kebun binatang? Tidak ah, terlalu mainstream. Penfi akan ajak kalian ke tempat yang sangat cocok untuk kutu buku dengan ribuan koleksi hewan dari berbagai belahan Bumi. Inilah Rahmat International Wildlife Museum and Gallery!

SEKILAS:

Rahmat International Wildlife Museum and Gallery pertama kali diresmikan pada tanggal 14 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Prof. Dr. Juwono Sudarsono. Pendiri museum ini adalah Dr. H. Rahmat Shah. Beliau adalah seorang pengusaha, diplomat, sekaligus pemburu profesional yang mendapat banyak penghargaan. Bahkan beliau pernah diberi gelar Lord of Rudge dari Inggris. Beberapa orang mungkin lebih mengenal anak perempuannya, yaitu Raline Shah, seorang aktris dan kontestan Puteri Indonesia 2008. 

Rahmat International Wildlife Museum and Gallery disebut sebagai museum satwa liar pertama di Asia Tenggara dan terlengkap di dunia. Koleksinya saat ini sudah mencapai 2.000 spesies dan lebih dari 5.600 spesimen. Di tempat ini pengunjung dapat melihat berbagai koleksi hewan dari yang kecil hingga besar, dari yang berjalan di daratan sampai yang terbang di langit. Semua ditata secara khusus sesuai habitat dan jenisnya.

Bagi pecinta hewan, museum ini akan terkesan menakutkan dan kejam karena pendirinya hobi berburu binatang dan binatang yang diburu kemudian dipajang atau dikoleksi. Namun, perburuan maupun pembelian yang dilakukan adalah legal atau memiliki izin dan koleksi tersebut juga ada yang berasal dari binatang mati di kebun binatang, pemberian teman, dan sumbangan berbagai kalangan. Perlu dipahami juga, bahwa sebagai pecinta alam, pendiri museum telah bertualang ke berbagai belahan Bumi untuk mempelajari konsep konservasi dengan pemanfaatan guna mencegah kepunahan dan menambah populasi satwa liar dan habitatnya sehingga tetap lestari sepanjang masa. Negara-negara yang telah menerapkan konsep ini antara lain, seperti Amerika, Kanada, Perancis, Spanyol, Jerman, Italia, Turki, Pakistan, China, Australia, dan negara-negara di Afrika. Kehadiran museum “Rahmat” mengajak kita untuk mengenal keanekaragaman hewan di dunia, sebagai sarana dan prasarana pendidikan, dan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup.

Berkat antusias masyarakat, gedung museum ini pun diperluas hingga 2.970 m2 pada 2007. Peresmian kedua pun dilakukan pada 13 November 2007 oleh Presiden saat itu, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A. Dengan bertambahnya koleksi dan fasilitas, sekali lagi gedung museum direnovasi dan diresmikan pada 28 November 2013 oleh Menteri Kehutanan saat itu, H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. Terakhir, di dalam museum telah ditambahkan International Legendary Hall, sebuah ruangan berisi ratusan koleksi barang-barang dari para legendaris dan maestro dunia yang ditandatangani. Semua ini adalah koleksi pribadi pendiri museum. Ruangan mewah ini diresmikan Wakil Presiden saat itu, H. M. Jusuf Kalla pada 30 Juli 2016.

Oh ya, ruangan ini bisa dipakai juga untuk berbagai pertemuan, rapat, maupun pesta dan mampu menampung sekitar 500 orang. Bahkan ruangan ini bikin museum meraih rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) sebagai galeri yang mempunyai koleksi barang pemimpin, selebritis, dan olahragawan dunia terbanyak.


Hal lain yang paling Penfi suka dari museum ini adalah selain dapat mengagumi koleksi hewan-hewan luar biasa banyak, pengunjung dapat menambah wawasan di perpustakaan. Walau tidak besar, perpustakaan ini sudah cukup bagi kita untuk menghabiskan waktu seharian, loh! Buku-bukunya terutama mengenai alam, hewan, konservasi, dan  semacamnya. Di perpustakaan ini ada area sentuh, tempat pengunjung dapat leluasa memegang secara langsung beberapa koleksi hewan museum.

 Bila pengunjung merasa lelah, coba deh istirahat sebentar di Hunters CafĂ©. Selain menikmati cemilan dan melepas dahaga, pengunjung dapat melihat dokumentasi kedatangan berbagai tokoh penting di museum, loh. Selain itu ada fasilitas audio visual mulai dari tentang kekayaan alam sampai kehancuran hutan dan pembantaian satwa. Wow! Bahkan saat bersantai pun kita masih bisa menambah wawasan dan meningkatkan kepedulian pada kelestarian alam. 

Terakhir, sebelum pulang, jangan lupa untuk membeli oleh-oleh di toko cendera mata. Mulai dari aksesoris, tas, alat tulis, sampai gantungan kunci semuanya ada. Di toko itu ada juga area kanak-kanak, tempat yang khusus untuk anak-anak bila sudah jenuh dengan koleksi museum. Orang tua tidak perlu pusing lagi untuk buru-buru menyelesaikan kunjugan.

 Saat ini, Rahmat International Wildlife Museum & Gallery mendapat standarisasi sebagai museum Tipe A dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dengan standar ini, semakin jelas bahwa musum ini telah diakui bukan hanya dari sisi koleksi, namun juga dari sisi fungsi, fasilitas, dan standarnya. Selain rekor MURI yang disebutkan di atas, masih ada rekor lain yang diperoleh, yaitu museum dengan koleksi spesies satwa terbanyak.

Setelah baca tentang museum ini, tentu harus makin bangga dong! Indonesia ternyata punya museum bertaraf internasional. Rasanya Penfi sanggup menghabiskan waktu seharian di sana karena koleksi dan fasilitasnya.

Kira-kira Penefiers mau ke mana lagi bulan depan? Jangan lupa tinggalkan rekomendasi kalian di komentar biar teman-teman yang lain juga tau tempat asyik bagi kutu buku. Sampai jumpa di Bibliostation bulan depan!

KONTAK:

          Alamat           : Jl. S. Parman No. 309, Petisah Hulu, Medan Baru,

  Sumatera Utara 20152

          Facebook      : “RAHMAT” International Wildlife Museum & Gallery

Instagram      : rahmatgallery_id

          Whatsapp      : +62 811 6126 129

Telp.            : +62 61 456 9964

E-mail            : rahmatgallery@gmail.com

          Website        : www.rahmatgallery.com

                                              

JAM OPERASIONAL: 

Senin-Minggu  : 09.00 – 17.00 WIB

           

BIAYA:

          Umum          : IDR 75.000

Pelajar          : IDR 25.000 (minimal 25 siswa/siswi)

Turis             : IDR 150.000


SUMBER DATA:

1.    https://www.rahmatgallery.com?/

2.    https://id.wikipedia.org/wiki/Rahmat_International_Wildlife_Museum_and_Gallery

3. https://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2018/11/09/363357/rahmat-gallery-raih-standarisasi-museum-type-a/

[Booklicious] Fauna dalam Novel Fantasi


Halo, Penefiers!

Ketika baca novel fantasi, tidak jarang kita akan menemukan kemunculan hewan-hewan sebagai tokoh sampingan. Kadang kala, hewan justru menjadi bintang utama dalam cerita. Di dunia nyata, hewan juga bisa menjadi bintang utama sampai-sampai ada hari tertentu yang diperingati khusus bagi mereka, contohnya di Agustus ini ada Hari Kucing Sedunia (8 Agustus), Hari Singa Sedunia (10 Agustus), Hari Gajah Sedunia (12 Agustus), Hari Orangutan Sedunia (19 Agustus), Hari Nyamuk Sedunia (20 Agustus), dan Hari Anjing Sedunia (26 Agustus). Nah, kali ini Penfi mau rekomendasikan beberapa novel yang tokoh utamanya adalah binatang. Langsung cek saja, yuk!


CHARLOTTE’S WEB

oleh E. B. White

Buku ini pernah diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Dolphin. Novel ini bercerita tentang seekor anak babi yang dipelihara anak bernama Fern. Anak babi itu awalnya mau dibunuh oleh ayah Fern, tapi berkat Fern, dia terselamatkan. Wilbur, demikian nama babi itu, tumbuh semakin besar dan berteman dengan banyak hewan di peternakan, termasuk laba-laba bernama Charlotte. Waktu berlalu dan persahabatannya dengan Charlotte semakin erat. Suatu ketika, ada rumor bahwa Wilbur akan disembelih, maka sebagai sahabat, Charlotte bertekad untuk menyelamatkan Wilbur.

Bagaimanakah kelanjutan kisahnya? Penefiers harus membacanya sendiri untuk mencari tau. Kalau sedang malas baca atau tidak dapat bukunya tapi pengen tau akhir cerita, boleh nonton versi animasinya juga kok. Animasinya pertama kali diangkat pada 1973 kemudian juga di tahun 2003. Bahkan ada juga versi live-action yang dibuat pada tahun 2006 dan musikal drama Charlotte’s Web yang kerap ditampilkan sejak 1989. Gim video berdasarkan film tahun 2006 sempat dirilis untuk GameBoy Advance, Nintendo DS, PlayStation 2, dan PC.

Intinya, novel bertema persahabatan ini tidak akan mengecewakan. E. B. White pernah memenangkan Newberry Honor di tahun 1953 dan Laura Ingalls Wilder Medal di tahun 1970 berkat Charlotte’s Web. Scholastic Parents & Child Magazine pun pernah memasukkan Charlotte’s Web sebagai nomor 1 dalam daftar “100 Greatest Books for Kids”, loh! 


THE TALE OF DESPEREAUX

oleh Kate DiCamillo

Pada 2003, Kate DiCamillo menerbitkan buku fantasi anak-anak berjudul The Tale of Despereaux. Sesuai judulnya, buku ini tentang petualangan seekor tikus bernama Despereaux Tilling dalam menyelamatkan seorang manusia—Putri cantik bernama Pea. Buku ini meraih Newberry Medal pada 2004 dan kembali mengangkat nama Kate DiCamillo sebagai penulis buku anak populer di Amerika. Kalau Penfi ingin tahu lebih banyak tentang penulis ini, jangan lupa kunjungi Author of the Month, ya! Di sana ada informasi buku lain dari Kate yang tidak kalah seru.

Buku ini sudah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005 lengkap dengan ilustrasi dari Timothy Basil Ering. Sama seperti Charlotte’s Web, The Tale of Despereaux sudah diadaptasi ke dalam animasi, loh! Film hasil produksi Relativity Media ini dirilis pada tahun 2008 dan didistribusikan oleh Universal Pictures. Buku ini juga pernah diadaptasi ke dalam gim video untuk Nintendo DS, Wii, dan PlayStation 2 di tahun 2008 juga. Lebih lanjut, PigPen Theatre Co. pun mengadaptasi kisah Despereaux ke musikal drama di tahun 2018. Nah, masa Penefiers masih ragu untuk baca buku populer ini?


GUARDIANS OF GA’HOOLE

oleh Kathryn Lasky

Buku terakhir yang akan Penfi rekomendasikan cocok untuk kamu yang hobi baca buku berseri. Guardians of Ga’Hoole adalah sebuah seri tentang kisah sekelompok burung hantu. Total ada 18 buku menunggu kamu untuk eksplorasi. Yep, betul banget, ada 18 buku!

Beberapa orang yang bukan penggemar buku mungkin lebih tahu dengan versi animasi 3D yang disutradarai Zack Snyder dan dirilis Warner Bros. pada tahun 2010. Film berjudul Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole ini adalah adaptasi dari tiga buku pertama dari seri Ga’Hoole. Sebuah gim video dengan nama sama juga dirilis tahun 2010 untuk Nintendo DS, Wii, dan PlayStation 3. Gim mengambil latar yang sama dengan film animasi 3D tersebut. Pada tahun yang sama, Penerbit Kubika menerjemahkan ketiga buku pertama bagi pembaca Indonesia. 

Seri panjang ini ada beberapa fokus cerita sehingga beberapa buku punya tokoh utama yang berbeda. Buku pertama sampai keempat adalah petualangan Soren. Film dan gim mengadaptasi tiga buku pertama dari cerita Soren. Buku kelima tentang adik dari Soren yang bernama Eglantine. Buku keenam kembali fokus pada Soren. Buku ketujuh sampai kedelapan adalah cerita keponakan Soren bernama Nyroc yang kemudian berganti nama menjadi Coryn. Buku kesembilan sampai kesebelas adalah semacam kilas balik tentang Hoole, raja pertama dari Ga’Hoole Tree. Selanjutnya di buku kedua belas sampai kelima belas kembali ke kisah Soren dan Coryn. Selain kelima belas buku di atas, masih ada satu prekuel dan dua buku pendamping. Penfi rincikan masing-masing judul di bawah ini:

  1. The Capture
  2. The Journey
  3. The Rescue
  4. The Siege
  5. The Shattering
  6. The Burning
  7. The Hatchling
  8. The Outcast
  9. The First Collier
  10. The Coming of Hoole
  11. To Be a King
  12. The Golden Tree
  13. The River of Wind
  14. Exile
  15. The War of the Ember
  16. The Rise of Legend
  17. A Guide Book to a Great Tree
  18. Lost Tales of Ga'Hoole

Kalau Penefiers masih merasa kurang masih ada beberapa spin-off dari seri ini, loh! Ada Wolves of the Beyond, Horses of the Dawn, dan yang terbaru Bears of the Ice. Masing-masing buku yang ditulis Kathryn Lasky punya daya tarik sendiri sehingga kita akan menagih buku selanjutnya setelah baca buku yang lain. Kalau punya kesempatan menjumpai seri ini, jangan lupa dibaca, ya!

Sekian rekomendasi Penfi kali ini. Kalau ada kesempatan, Penfi akan rekomendasikan buku-buku bertokoh hewan lain lagi. Jangan lupa, nantikan Booklicious September!




Senin, 17 Agustus 2020

[AoTM]: Bersahabat dengan Hewan ala Kate DiCamillo

Halo, Penefiers! 

Kita kembali lagi di Author of the Month! Bulan lalu kita sudah berkenalan dengan Clara Ng, penulis buku anak asal Indonesia dan kali ini Penfi mau kenalkan dengan penulis buku anak lain yang tidak kalah hebat. Penulis asal Amerika ini telah menulis banyak buku anak yang tokoh utamanya adalah binatang. Dia juga pernah meraih beberapa penghargaan bergengsi atas karya-karyanya, loh! Yuk, mari kita intip profil penulis yang satu ini, yaitu Kate DiCamillo!


Katrina Elizabeth DiCamillo lahir di Philadelphia, Pennsylvania pada 25 Maret 1964. Ketika di usia lima tahun, dia harus pindah ke Clermont, Florida atas saran dokter untuk mengobati radang paru-paru kronis (pneumonia). Mungkin karena pengalaman inilah yang membuatnya sering menulis buku bertema kematian, perpisahan, dan kehilangan. Tema ini memang sering dipakai walau targetnya adalah pembaca muda. Ciri khas lainnya adalah sering melibatkan tokoh binatang, loh!

Kate DiCamillo menyelesaikan sarjana Bahasa Inggris di University of Florida sekitar 1987. Sejak 1994 hingga sekarang, dia tinggal Minneapolis, Minnesota. Di situlah dia menghasilkan banyak waktu untuk berkarya. Ide-ide untuk bukunya kadang muncul begitu saja, secara sederhana, dan tak terduga. Ide-ide yang semula tampak sederhana itu kemudian terangkai menjadi cerita-cerita seru dan sukses menarik perhatian banyak orang.

 Novel pertamanya, Because of Winn-Dixie, ditulis saat musim dingin di Minnesota. Kala itu dia merindukan cuaca hangat Florida dan anjing yang pernah dipeliharanya dulu. Karena tidak mampu kembali ke Florida saat itu, maka dia menulis buku yang mampu membawanya ke sana. Because of Winn-Dixie menjadi awal kesuksesannya dalam karir sebagai penulis. Ceritanya yang bersahaja menonjolkan karakteristik tokoh dengan baik dan mampu memberi kesan dalam bagi pembaca.

Because of Winn-Dixie tentang seorang anak kesepian yang kehilangan ibunya dan tentang pertemuannya dengan seekor anjing. Buku-buku berikutnya pun hadir dengan tema dan tokoh unik lainnya. Dalam The Tiger Rising, Kate mengupas kisah anak yang kehilangan kedua orang tua dan menemukan seekor harimau yang terkurung di hutan. Ada juga The Tale of Despereaux, petualangan seekor tikus yang jatuh hati pada seorang Puteri. Sstttttt… buku ini menjadi salah satu rekomendasi Penfi di Booklicious bulan ini, loh!

Kemudian di The Miraculous Journey of Edward Tulane, Kate mengisahkan perjalanan kelinci porselen yang rapuh dan pembelajaran melalui tragedi. Buku ini pernah muncul dalam drama korea berjudul My Love From the Stars dan semakin populer sejak saat itu terutama di Indonesia. The Magician’s Elephant bercerita tentang anak yatim-piatu yang berusaha mencari adiknya yang hilang dan melibatkan seekor gajah. Terakhir, ada Flora & Ulysses: The Illuminated Adventures tentang seorang pecinta komik yang sinis dan seekor tupai yang dianugerahi kemampuan manusia. Buku-bukunya terlihat sederhana, tapi di balik itu ada banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh semua anak bahkan orang dewasa.

Kepiawaiannya dalam menghasilkan karya berbobot untuk pembaca muda memang sudah diakui banyak orang. Kate DiCamillo menjadi salah satu penulis buku anak yang populer di Amerika Serikat. Hal ini terbukti dari banyak penghargaan yang sudah diraihnya, mulai dari Newberry Medal, Josette Frank Award, Boston Globe Horn Book Award, hingga Theodor Seuss Geisel Medal. Penulis ini bahkan pernah ditunjuk Library of Congress sebagai National Ambassador for Young People’s Literature untuk tahun 2014-2015. Saat ini, Kate sedang fokus pada picture book, tapi percayalah, suatu saat kita akan kembali membaca novel seperti kisah Despereaux yang kocak, tragedi Edward Tulane yang bikin iba, maupun cerita Winn-Dixie yang menghangatkan hati.

Sekian Author of the Month kali ini. Jangan lupa untuk kunjungi Booklicious dan Bibliostation juga! Sampai jumpa di bulan depan!


PENGHARGAAN:

  • Josette Frank Award (2000) - Because of Winn-Dixie
  • Newberry Honor (2001) - Because of Winn-Dixie 
  • Newberry Medal (2004) - The Tale of Despereaux
  • Boston Globe Horn Book Award (2006) - The Miraculous Journey of Edward Tulane
  • Theodor Seuss Geisel Honor (2007) - Mercy Watson: Goes for Ride
  • Theodor Seuss Geisel Medal (2011) - Blink & Gollie
  • Newberry Medal (2014) - Flora & Ulysses: The Illuminated Adventures

BUAH PENA:

    Antologi:
  • The Chronicles of Harris Burdick (2011)
  • Our White House (2011)

    Novel Anak:
  • Because of Winn-Dixie (2000) - Gramedia Pustaka Utama (2004)
  • The Tiger Rising (2001) - Gramedia Pustaka Utama (2005)
  • The Tale of Despereaux (2003) - Gramedia Pustaka Utama ((2005) ~ ilustrasi oleh Timothy Basil Ering
  • The Miraculous Journey of Edward Tulane (2006) - Gramedia Pustaka Utama (2006) ~ ilustrasi oleh Bagram Ibatoulline
  • The Magician's Elephant (2009) - Gramedia Pustaka Utama (2009) ~ ilustrasi oleh Yoko Tanaka
  • Flora & Ulysses: The Illuminated Adventures (2013) ` ilustrasi oleh K. G. Campbell

    Novel Remaja:
  • Raymie Nightingale (2016)
  • Lousiana's Way Home (2018)
  • Beverly, Right Here (2019)

    Chapter Book
  • Mercy Watson Series ~ ilustrasi oleh Chris Van Dusen
  1. Mercy Watson to the Rescue (2005)
  2. Mercy Watson: Goes for a Ride (2006)
  3. Mercy Watson: Flights Crime (2006)
  4. Mercy Watson: Princess in Disguise (2007)
  5. Mercy Watson: Thinks Like a Pig (2008)
  6. Mercy Watson: Something Wonky Rhis Way Comes (2009)
  • Bink & Gollie Series ~ kolaborasi dengan Alison McGhee dan ilustrasi oleh Tony Fucila
  1. Bink & Gollie (2010)
  2. Bink & Gollie: Two for One (2012)
  3. Bink & Gollie" Best Friend Forever (2013)
  • Tales fromDeckawoo Drive ~ ilustrasi oleh Chris Van Dusen
  1. Leroy Ninker Saddles Up (2014)
  2. Francine Poulet Meets the Ghost Raccoon (2015)
  3. Where Are You Going, Baby Lincoln? (2016)
  4. Eugenia Lincoln and the Unexpected Package (2017)
  5. Stella Endicott and the Anything -Is-Possible Poem (2020)

    Picture Book
  • Great Joy (2007) ~ ilustrasi oleh Bagram Ibatoulline 
  • Louise, the Adventures of a Chicken (2008) ~ ilustrasi oleh Harry Bliss
  • La La La (2017) ~ ilustrasi oleh Jamie Kim
  • Good Rosie! (2017) ~ ilustrasi oleh Harry Bliss
  • A Piglet Named Mercy (2019) ~ ilustrasi oleh Chris Van Dusen

DAPAT DITEMUI DI: