Rabu, 28 Juli 2021

[AotM] Penulis Muda dari Tanah Air

Halo, Penefiers! Kali ini, Penfi beruntung bisa mewawancarai salah seorang penulis muda Indonesia. LM Cendana telah menulis sejak belia dan hingga saat ini telah menghasilkan banyak buku. Salah satunya, sebuah novel distopia berjudul Kersik Luai akan Penfi bahas di Booklicious, jadi jangan lupa kunjungi juga ya! Nah, mari kita cari tahu, siapakah LM Cendana?

TENTANG PENULIS:

 

LM Cendana atau yang biasa disapa Lovita sudah hobi membaca sejak SD. Hobi menulis mulai dibangun sejak SMP. Hingga saat ini sudah menulis belasan karya dengan berbagai genre, termasuk fantasi. Salah satunya adalah novel distopia berjudul Kersik Luai. Novel ini mendapat tanggapan baik dari banyak pembaca, lho!

 


 

Lovita tertarik menulis genre fantasi setelah membaca buku-buku J.K. Rowling, R.L. Stine, dan Enid Blyton. Waduh, penulis favorit Penfi juga, nih! Selain membaca, ternyata menonton film fantasi juga menambah keinginannya membangun dunia fantasi sendiri.


Walau telah menghasilkan banyak karya, Lovita juga berada di suatu momen yang membuatnya mulai tidak tertarik dengan dunia menulis. Namun, dia mengingat kutipan Martha Graham: “A dancer dies twice — once when they stop dancing, and this first death is the more painful.”


Baginya, sama seperti penari, seorang penulis bisa saja mati dua kali dan kematiannya yang pertama adalah yang paling menyakitkan yaitu berhenti menulis. Dia jadi membayangkan hidup tanpa passion yang selama ini menjadi fondasi. Tidak menyukai sesuatu yang sebelumnya dicintai adalah sesuatu yang menyedihkan. Oleh karena itu, dia berusaha untuk terus memupuk kepercayaan pada diri sendiri untuk terus menulis. Sebab, mengikuti perkataan Pramoedya A. Toer: “Menulis adalah bekerja untuk keabadian."



Ketika Penfi bertanya tentang prospek penulis fantasi di Indonesia, menurut pandangan pribadinya, saat ini masih ada pembaca Indonesia yang belum bersedia “membuka hati” untuk karya-karya lokal. Hal ini membuat penulis fantasi yang belum mempunyai nama (penulis yang kurang dikenal) agak kesulitan untuk memperkenalkan karya mereka. Buku-buku fantasi lokal di deretan bestseller banyak diisi oleh penulis yang namanya sudah tidak asing dan sudah memiliki banyak penggemar yang loyal. Jadi mudah bagi penulis besar untuk mempromosikan karya mereka, apa pun genrenya.


Bagi yang ingin menulis fantasi, Lovita memberi tips, yaitu perbanyak membaca. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak pula wawasan baru yang didapatkan. Dan yang terpenting adalah sebisa mungkin membangun personal branding.

Saat ini Lovita aktif di bidang penerbitan buku. Kesehariannya selain sibuk menyunting, juga menonton film dan drama Korea. Lovita juga penggemar BTS. Hayo, Penefiers ada yang bucin BTS juga tak?

Sebagai penutup, Lovita baru-baru ini menyelesaikan Howl’s Moving Castle karya Diana Wynne Jones. Bagi yang menyukai middle grade dan klasik, boleh mencoba buku ini, lho. Bacalah di mana saja senyaman Penefiers. Setiap orang punya tempat membaca kesukaan. Lovita mengaku suka membaca di kuburan Belanda. Waduh, Penfi tak bakal bisa, nih!

Semoga suatu saat Penfi dapat mengadakan acara bareng Lovita, ya. Walau saat ini belum ada karya baru, tapi kata Lovita dia punya banyak ide yang menunggu dieksekusi. Mari kita tunggu karya selanjutnya saja, ya. Semangat, Lovita! 


Nah, ini dia Author of the Month Juli. Sampai jumpa dan jangan lupa kunjungi Bibliostation dan Booklicious juga, ya!


BUAH PENA:

 

·        Helenina (2015) – Penerbit Pagan Press

·        Klandestin (2016) – Penerbit Bintang Media

·        Stilette (2017) – Penerbit Inari

·        Kersik Luai (2017) – Penerbit Histeria

·        Snow White (2018) – Penerbit Haru

·        Gincu #1 (2019) – Penerbit Mediakita

·        Klandestin #2 (2019) – Penerbit Pagan Press

·        Boot, Poem, and a Piece of Cupcake (2019) – Namina Books

·        Klandestin #3 (2020) – Aksara Publishing

·        Gincu #2 (2020) – Aksara Publishing

·        Hi, 1989 (2020) – Penerbit Koru


DAPAT DITEMUI DI:

Twitter           : @LMCendana

Instagram       : @lovitacendana




Tidak ada komentar:

Posting Komentar