Minggu, 27 September 2020

[AoTM]: Nellaneva, Penulis Fantasi Indonesia

 Halo, Penefiers!

 

Kenalan dengan Author of the Month bulan ini, yuk! Bagi penggemar karya fantasi lokal, mungkin tidak asing kala mendengar namanya. Dia adalah Nellaneva, seorang perempuan asli Bandung. Kerap disapa Dhira, Nellaneva adalah nama pena dari pengarang empat buku yaitu Dharitri (2017), Resilience: Remi’s Rebellion (2018), Palagan Nusantara (2019), dan Tujuh Kelana (2020).

Author of the Month kali ini spesial karena Penfi sempat mewawancarai penulis yang sekarang sedang menempuh pendidikan pascasarjana jurusan Bioscience di Osaka, Jepang. Simak obrolan Penfi dan Nellaneva berikut.

Sejak kapan kamu suka menulis?

Sejak kecil, aku suka menulis berupa lirik lagu dan cerpen, tetapi baru mulai tekun menulis novel menjelang akhir kuliah S1. Sejak 2016, aku pun mulai rutin menulis novel yang biasanya kuunggah di situs Wattpad dengan username Nellaneva. Saat itu, aku hanya iseng menulis untuk mengisi waktu luang sembari mengerjakan skripsi. Namun, akhirnya aku mencoba peruntungan dengan mengirim naskah-naskah novelku ke penerbit.

Novel pertamaku, Tujuh Kelana, mengalami kendala dalam proses penerbitannya, sehingga justru novel keduaku, Dharitri, yang terbit terlebih dahulu. Di tahun 2017, Dharitri pun terbit secara indie, sebelum kemudian pindah ke lini mayor di akhir tahun yang sama. Setelah itu, aku jadi semakin termotivasi untuk menghasilkan karya-karya lainnya seperti Resilience: Remi’s Rebellion, Palagan Nusantara, dan naskah-naskah novel lain yang masih tersimpan di akun Wattpad-ku.

 

Bagaimana sampai kamu bisa menulis fantasi?

Aku gemar membaca buku fantasi sejak kecil. Karena kebiasaan itu, aku jadi suka berimajinasi tentang cerita fantasi buatanku sendiri hingga memutuskan untuk menuliskannya. Menulis fantasi bagiku memberi sensasi tersendiri yang memuaskan, dalam artian aku bisa memasuki dunia/pelataran yang sering kali melampaui realita dan benar-benar membantuku untuk meredakan kejenuhan dari rutinitas dunia nyata. Singkatnya, aku menulis fantasi sebagai bentuk eskapisme. :D

 

Apa inspirasimu dalam menulis karya fantasi?

Secara tidak langsung, mungkin aku banyak terpengaruh dari bacaan dan tontonanku selama ini, khususnya dari novel serta film yang bertema fantasi dan fiksi ilmiah. Sebagian besar sumber inspirasi lainnya merupakan hasil berandai-andai dan berkhayal tentang kehidupan yang jauh berbeda dari realita, atau versi alternatif dari dunia yang sudah ada seperti di Palagan Nusantara dan Dharitri.

 


Pernahkah kamu menyerah dalam menulis? Apa yang bikin kamu terus melakukannya?

Sering sekali aku ingin menyerah karena peminat novel fantasi, khususnya buatan penulis lokal, relatif lebih sedikit dibanding peminat novel-novel genre lain. Namun, dari sana aku jadi termotivasi juga, kira-kira apa yang membuat novel fantasi masih kurang diminati? Apa yang harus kukembangkan supaya ceritaku menjadi lebih menarik dan disukai pembaca? Walaupun tetap saja motivasi terbesar yang membuatku tetap menulis adalah kecintaanku terhadap fantasi serta dukungan-dukungan dari pembaca selama ini.

 

Apa saja novel fantasi yang kamu baca? Siapa pengarang fantasi favoritmu?

Seri Harry Potter (tentu saja), The Land of Elyon, Narnia, Monstrumologist, Lockwood & Co., trilogi Bartimaeus, The Giver, The Hunger Games, juga novel lokal Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Tidak lupa juga mitologi dari berbagai negara/bagian dunia, buku-buku Jonathan Stroud yang lain, John Connolly, Ray Bradbury, George Orwell, Neil Gaiman, dan masih banyak lagi.

Untuk penulis luar negeri, penulis favoritku adalah Jonathan Stroud. Sedangkan untuk penulis dalam negeri, aku suka Paman Yusi Avianto Pareanom.

 

Ada satu buku yang menurutmu patut dibaca semua orang?

Tiga buku boleh tidak? Hehehe. Trilogi Bartimaeus! Aku suka sekali dengan seri novel itu dan bisa dibilang seri tersebut yang menggerakkanku untuk menulis novel fantasi. Gaya bahasa Jonathan Stroud yang menggunakan sudut pandang orang pertama benar-benar menghibur dan menyeretku ke dalam ceritanya.

 

Sebagai penulis, kamu termasuk pelaku dalam ekosistem penerbitan karya fantasi di Indonesia. Menurutmu, bagaimana prospek novel fantasi di Indonesia?

Aku percaya prospek novel fantasi di Indonesia bisa terus berkembang, termasuk novel fantasi karya penulis lokal. Terlebih belakangan ini platform-platform menulis daring memungkinkan penulis untuk bisa mengumpulkan para pembaca terlebih dulu sebelum masuk ke dunia penerbitan.

Menurutku, itu berperan sekali dalam membuka kesempatan bagi penulis untuk dilirik penerbit sekaligus menyediakan ruang interaksi langsung antara pembaca dengan penulis. Apalagi grup/komunitas penulis dan pembaca fantasi juga terus bertambah, sehingga aku yakin prospeknya bisa lebih cerah.

 

Ada pesan buat para pembaca novel fantasi yang ingin meniti karier sebagai penulis novel fantasi?

Jangan menyerah. Menulis novel fantasi memang sangat menantang sebab, selain target audiensnya yang masih terbatas, proses pembuatannya pun cukup sulit (membutuhkan banyak riset untuk worldbuilding serta ide-ide unik supaya pembaca tertarik). Kendati demikian, jangan khawatir dan teruslah kembangkan kemampuanmu! Jangan ragu juga untuk memasukkan unsur-unsur kearifan lokal di dalam cerita fantasi kita dan menjadikannya tidak kalah seru dibanding fantasi luar negeri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar